JAKARTA, SELASA - Hampir tidak ada yang mengenal nama Floyd Cummings. Dia adalah lawan terakhir sebelum legenda tinju kelas berat, Joe Frazier menutup karir pada 1981.
Kalau masih belum jelas juga, Joe Frazier adalah juara dunia tinju kelas berat era 1970-an. Ia mengalahkan petinju terbesar Muhammad Ali pada 1971, kalah KO dari George Foreman pada 1973 dan bertarung lagi dengan Muhammad Ali pada 1975. Pertarungan yang terakhir di Manila ini dianggap sebagai salah satu partai paling menarik dalam sejarah tinju dan terkenal dengan sebutan "Thrilla in Manila."
Frazier bertanding hingga 1981 saat ia menghadapi Cummings. Pertandingan berakhir draw dan Frazier langsung pensiun. Cummings masih bertarung lima kali lagi dnegan hasil kalah terus. Ia harus puas dikenal hanya sebagai lawan terakhir Joe Frazier.
Nama Cummings mulai dikenal lagi karena ia mengajukan tuntutan 50 juta dolar AS kepada ESPN Classic karena menyiarkan pertandinannya menghadapi Frazier. Ia menganggap tayangan dan penjelasan siaran tersebut telah merusak reputasinya. Masalahnya, publik jadi mengerti bahwa mantan petinju tersebut sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup karena melakukan perampokan bersenjata.
Dalam tuntutannya, Cummings menyebut bahwa siaran ESPN tersebut telah menyebabkan publik mengenali kehidupannya saat ini dan kondisi ini membuat ia menderita tekanan mental.
Menurut Cummings, sebelum rekaman pertandingan tersebut disiarkan, ia hidup aman dan tenteram di balik jeruji besi dan terhindar dari sorotan publik. Menurutnya ia sekarang menghadapi sorotan publik yang ingin mengetahui kehidupan pribadinya. Tampaknya, kehidupan dalam penjara buat beberapa orang lebih menyenangkan daripada di luar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.