JEO - Bola




Lalu Muhammad Zohri, Debutan Pelari Pengganti yang Jadi Juara Dunia U-20

Kamis, 12 Juli 2018 | 21:31 WIB

Terpantau dan direkrut pelatnas sebagai pelari pengganti untuk nomor estafet 4x100 meter pada awal 2018, debut Lalu Muhammad Zohri di Kejuaraan Dunia U-20 membuktikan dirinya punya potensi lebih dari perkiraan.

 

LALU Muhammad Zohri menyentak Indonesia dan dunia pada Kamis (12/7/2018) dini hari WIB atau Rabu (11/7/2018) petang waktu Tampere, Finlandia.

Saat banyak orang Indonesia seperti banyak orang pula di belahan lain Bumi tengah "tersihir" ajang Piala Dunia 2018, Zohri membuktikan bahwa anak bangsa ini bisa menjadi juara dunia dari cabang olahraga lari jarak pendek.

Untuk pertama kalinya, nama Indonesia mencuat di ajang lari dunia kelompok umur 20 tahun yang digelar Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF World U-20 Championship), sejak hajatan itu pertama kali digelar pada 1986, bahkan di ajang dunia untuk kompetisi atletik yang mana saja.

Baca juga: Zohri, Pelari Indonesia, Cetak Sejarah Juara Dunia 100 Meter Atletik

Itu pun, dalam video yang disertakan IAAF dalam cuitan Twitter di atas, awal mulanya sosok Zohri disebut hanya laiknya sebagai "satu lagi nama pelari lain" yang ikut berlaga.

 

 

Berlaga di nomor 100 meter, Zohri yang baru pertama kali mengikuti ajang Kejuaraan Dunia U-20 ini menempati lintasan lari (lane) paling luar alias jalur kedelapan pada babak final. Posisi tersebut kerap diasosikan dengan lintasan atlet tak diunggulkan, disebut terakhir seperlunya.

Siapa nyana, justru sosok ini yang menjadi juara. Dari lintasan terluar, Zohri mempecundangi favorit juara dari nomor sprint 100 meter ini, Anthony Schwartz dan Eric Harrison dari Amerika Serikat.

Catatan waktu Zohri adalah 10,18 detik (dengan percepatan angin searah pelari 1,2 meter/detik). 

Hasil Akhir Nomor 100 Meter IAAF World Championship 2018 - (IAAF.org)

Berikut ini rekam jejak Zohri, pelari asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, kelahiran 1 Juli 2000. Bersamanya, harapan baru Indonesia pun bersemi, setidaknya melihat sejumlah reaksi antusias dari dalam negeri atas prestasi Zohri.

Debut Pelari Pengganti

Lalu Muhammad Zohri - (Dok PB PAS, diolah)

NAMA Lalu Muhammad Zohri pertama kali muncul dalam berita halaman olahraga harian Kompas adalah pada edisi Jumat, 15 Desember 2017. Itu pun, benar-benar di baris terakhir artikel tentang evaluasi capaian para atlet dalam Kejuaraan Nasional Atletik 2017.

Belum, Zohri belum menjadi salah satu atlet yang dievaluasi itu. Nama dia muncul pada baris paling akhir artikel adalah terkait kepastian kehadiran pelari pengganti bagi Iswandi, atlet lari estafet 4x100 meter yang cedera.

Harian Kompas menulis, "Pelatih estafet Eni Nuraini mengatakan telah menemukan pengganti Iswandi, yakni Lalu Muhammad Zohri dari Nusa Tenggara Barat."

Hingga edisi Selasa, 8 Mei 2018, harian Kompas—mengutip para narasumber dari PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI)menyebut harapan cabang olahraga ini di Asian Games 2018 hanya dari nomor lari estafet, dengan Zohri sebagai salah satu pelarinya.

Bukan berarti Zohri tak punya capaian apa-apa selama bergabung ke Pelatihan Nasional (Pelatnas) PB PASI per awal 2018 itu. Catatan waktu terbaiknya tidak pula hanya datang dari nomor lari estafet.

Catatan Waktu Terbaik Lalu Muhammad Zohri - (IAAF.org)

Pada Februari 2018, misalnya, Zohri sudah dikirim ikut uji tanding Asian Games 2018. Di final, dia melewati garis finis nomor sprint 100 meter dengan catatan waktu 10,32 detik.

Kemudian, saat dikirim uji tanding ke Amerika Serikat pada April 2018, Zohri juga sudah menyumbang medali perak untuk nomor 100 meter juga dengan waktu 10,33 detik.

Sebulan sebelum berlaga di IAAF World U-20 Championship, Zohri juga kembali menunjukkan peningkatan performa di nomor sprint.

Dalam ajang Kejuaraan Asia Atletik Yunior 2018 di Jepang pada Juni 2018, Zohri menyumbang emas dari nomor ini dengan catatan waktu 10,27 detik.

Catatan Waktu Lari Lalu Muhammad Zohri sepanjang 2018 - IAAF.org

Catatan waktu Zohri memang belum memecahkan rekor seniornya sesama atlet Pelatnas. Merujuk data rekor PB PASI, waktu terbaik nomor 100 meter adalah 10,17 detik (dengan percepatan angin searah pelari 0,8 meter/detik) yang dibukukan Suryo Agung Wibowo pada 13 Desember 2009. 

Namun, prestasi Zohri di ajang kompetisi junior selama 2018 sudah jauh melampaui mantan pelari nasional yang cukup terkenal pada masanya, Mardi Lestari, untuk nomor pertandingan yang sama. Waktu terbaik Mardi di tingkat junior adalah 10,48 detik, dibukukan pada 4 Desember 1987. 

Akurasi data di atas masih perlu dicek ulang juga, mengingat keterangan yang tertera menyebutkan, data tersebut adalah hasil pembaruan per 21 Januari 2015.

Sebelum Zohri, atlet lari Indonesia yang pernah melambung namanya di ajang internasional untuk nomor sprint 100 meter adalah Purnomo M Yudi.

Pernah menjadi juara Asia, Purnomo juga sempat memegang rekor nasional dengan catatan waktu 10,32 detik. Prestasi tertingginya adalah masuk babak semifinal Olimpiade Los Angeles 1984 sekaligus menjadi satu-satunya wakil Asia yang menembus babak tersebut.

Adapun di tingkat Asia, sosok yang kerap disebut sebagai legenda Indonesia untuk nomor atletik adalah almarhum M Sarengat. Nama peraih dua medali emas Asian Games 1962 dari nomor 100 meter dan 200 meter itu kemudian diabadikan sebagai nama stadion di Batang, Jawa Tengah. 

Baca juga: Legenda Penyumbang Medali Emas Atletik Asian Games Itu Berpulang

Antusiasme dan Asa Baru Indonesia

SONTAK, Indonesia terasa bergairah, tak cuma ada hiruk pikuk terkait kontestasi politik di dalam negeri atau keriuhan karena bola sepak di belahan Bumi nun jauh di sana. Prestasi Zohri jadi secercah hal cerah.

Lalu Muhammad Zohri - (Dok PB PASI)

Netizen pun bersahutan menuliskan penghargaan sekaligus harapan atas capaian prestasi Zohri.

Baca juga: "Hari Ini Indonesia Punya Masa Depan dari Seorang Zohri, Jaga Jangan Sampai Layu"

Tak kurang dari Presiden Joko Widodo pun menyuarakan antusiasmenya. Asa prestasi nasional di ajang Asian Games 2018 yang sudah menjelang pun membuncah.

"Tentu saja kita bangga ada anak bangsa yang jadi juara. Saya kira tidak hanya saya saja, seluruh rakyat Indonesia senang dan bangga," ujar Jokowi kepada wartawan di ICE, BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (12/7/2018).

Baca juga: Jokowi: Kemenangan Zohri Jadi Modal Asian Games 2018

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi tak kalah bersyukur warganya membawa prestasi besar bagi bangsa dan negara.

"Ya Alhamdulillah ada Lalu Muhammad Zohri, putra dari NTB, tepatnya dari Lombok Utara. Beliau dari keluarga yang tidak berkelebihan, sangat sederhana. Rumahnya juga sangat sederhana," kata TGB saat ditemui di Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Menurut TGB, Zohri terkenal tekun berlatih dan selalu menuruti semua skema latihan yang disiapkan. Karena itu, kata dia, prestasi yang ditorehkan Zohri sangat membanggakan namun tidak mengejutkan.

Baca juga: TGB: Muhammad Zohri Putra NTB dari Keluarga Sederhana

Janji memberikan modal wirausaha lalu meluncur dari TGB. Perhatian dalam bentuk seperti ini menurut dia penting untuk menjamin masa depan atlet ketika usia tak lagi memungkinkan untuk bertanding pada masa mendatang.

"Karena pengamatan saya selintas, banyak sekali atlet yang pernah mengharumkan nama Indonesia ketika sudah tidak bisa berkompetisi atau karena hal usia atau apa pun, dia kesulitan untuk bisa hidup dengan layak," ujar TGB.

Tawaran lain adalah perbaikan kondisi rumah keluarga Zohri di kampung halaman. Selain itu, ada pula wacana memberi Zohri beasiswa untuk melanjutkan pendidikan.

Baca juga: Bonus Menanti Zohri di Tanah Air, Rumah hingga Modal Usaha

Sebelum berkiprah di Pelatnas PB PASI, Zohri sudah lebih dulu terpantau di daerah asalnya dengan sederet prestasi sampai ke tingkat kejuaraan nasional. Dia juga jadi skuad andalan Pemprov NTB untuk membawa nama daerah, termasuk sudah ancang-ancang untuk PON 2020 di Papua.

Adapun kondisi ekonomi Zohri dan keluarganya di kampung halaman, antara lain dapat dilihat pada tautan berikut ini.

Dari kampung halaman, kakak kandung Zohri tak kuasa membendung rasa syukur dan kebanggaan. Baiq Fazilah (29 tahun), sang kakak, mengaku langsung menangis dan sujud syukur begitu mendengar kabar prestasi adiknya.

Seperti dikutip dari Antara, Baiq pun bertutur perjalanan sang adik sampai mendapatkan prestasi pada hari ini tidaklah mudah.

Baiq Fazilah (29), kakak kandung Lalu Muhammad Zohri, peraih medali emas lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20, di Tampere, Finlandia, menunjukkan sejumlah medali yang telah diperoleh adiknya, di rumahnya yang sederhana di dusun Karang Pangsor, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7/2018).
ANTARA FOTO/ AHMAD SUBAIDI
Baiq Fazilah (29), kakak kandung Lalu Muhammad Zohri, peraih medali emas lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20, di Tampere, Finlandia, menunjukkan sejumlah medali yang telah diperoleh adiknya, di rumahnya yang sederhana di dusun Karang Pangsor, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7/2018).

"Dia (Zohri) anaknya pendiam dan tidak pernah menuntut ini itu. Bahkan, kalau berlatih tidak pernah pakai alas kaki (sepatu, red), karena tidak punya," ujar Baiq.

Menurut Baiq, bakat Zohri sudah terlihat sejak adiknya itu duduk di bangku SMP.

"Untuk berlatih sendiri, adik saya suka latihan lari di pantai Pelabuhan Bangsal, Pemenang," ucapnya.

Zohri adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Kedua orangtua mereka sudah meninggal.

"Cita-citanya mau banggakan keluarga dan buatkan rumah," tutur Baiq.

Adapun Zohri, dalam wawancara seusai membuat kejutan di final IAAF World U-20 Championship, menyatakan kebanggaan bisa menyumbangkan prestasi ini. Dia pun berharap capaian ini berlanjut menjadi prestasi yang sama gemilangnya di Asian Games 2018.

Semoga segala antusiasme dan asa ini terus bersambung dan berkelanjutan, mewujud nyata dan merembet ke segala arah menuju kebaikan dan perbaikan bersama. Perjalanan masih panjang, Zohri....