JAKARTA, KOMPAS.com - Usai pergelaran Seri Kedua Paralayang Trip of Indonesia (TroI) di Wonosobo, Jawa Tengah pada Jumat (28/6/2019) sampai dengan Minggu (30/6/2019), kebutuhan untuk perkembangan olahraga ini kian mengemuka.
Lokasi persis kegiatan tersebut di atas ada di Desa Lengkong, Kabupaten Wonosobo.
Desa itu terletak di ketinggian 1.260 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kementrian Pariwisata (Kemenpar) Alexander Reyaan menjawab pertanyaan Kompas.com menyebut bahwa jumlah lokasi kegiatan paralayang memang banyak.
"Tugas kami menjadikan paralayang itu sebagai olahraga rekreasi. Karena, untuk olahraga prestasi, sudah ada ada Kemenpora (Kementrian Pemuda dan Olahraga) yang mengurus," tuturnya usai mengawali pembukaan Indonesia International Outdoor Festival (IIOutfest) pada Senin (22/7/2019).
Alexander menambahkan, saat ini pihaknya memang menyiapkan lokasi unggulan untuk kegiatan paralayang.
"Kan awalnya, lokasi-lokasi tersebut untuk rekreasi," katanya.
"Kemudian, perkembangannya, lokasi-lokasi itu digunakan juga untuk kegiatan olahraga paralayang prestasi," tambahnya.
Unggulan
Alexander Reyaan mengungkapkan, terkait dengan sasaran jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia di angka 20 juta sampai dengan 2020 berakhir, pemerintah, melalui Kemenpar sudah membidik tiga lokasi unggulan untuk olahraga paralayang.
Yang pertama adalah Gunung Mas, di kawasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Lokasi Gunung Mas pernah menjadi salah satu lokasi pertandingan paralayang Asian Games 2018.
Menariknya, saat perhelatan Asian Games tahun tersebut, Indonesia mengoleksi 2 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.
Rinciannya, 2 emas adalah raihan masing-masing 1 untuk ketepatan mendarat beregu putra dan individual putra atas nama Jafro Megawanto.
Lantas, 1 perak adalah prestasi ketepatan mendarat beregu putri.
Paling akhir, 3 perunggu, masing-masing diraih untuk nomor ketepatan mendarat individual putri atas nama Rika Wijayanti, lintas alam beregu putri, dan lintas alam beregu putra.
Capaian itu menempatkan Indonesia sebagai pemuncak cabang olahraga paralayang pada pesta olahraga multicabang terbesar bangsa Asia tersebut.
Unggulan kedua adalah lokasi paralayang Gunung Banyak di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
Lokasi dengan kegiatan 1.326 meter di atas permukaan laut (mdpl) adalah tempat peraih medali emas nomor individual putra, Jafro Megawanto mengasah diri hingga sukses sebagai atlet.
Unggulan ketiga adalah lokasi paralayang Bukit Timbis di Kuta, Provinsi Bali.
Berjarak sekitar 30 kilometer dari Denpasar, ibu kota Provinsi Bali, atau 7 kilometer dari Nusa Dua atau 15 kilometer dari Kuta, Bukit Timbis punya ketinggian 110 mdpl.
Bukit Timbis terletak dekat pantai yang karib disebut Pantai Timbis.
Pantai ini menjadi lokasi pendaratan paralayang.
Pantai Timbis pernah menjadi lokasi Asian Beach Games 2018.
Kala itu, 42 negara Asia, termasuk Indonesia, ikut berlaga pada 18 cabang olahraga.
Salah satunya, paralayang.
Di cabang olahraga paralayang itu, 7 dari 8 medali emas diraih Indonesia.
Pencapaian itu membuat Indonesia bertengger di posisi nomor satu.
Perolehan tujuh medali emas Indonesia tersebut berasal dari nomor ketepatan mendarat perseorangan putra melalui Nanang Sunaryo, perseorangan putri atas nama Dyan Apriyani, serta kelompok beregu putri.
Sementara itu, dari nomor distance medali emas disumbang oleh Thomas Widiyananto untuk perseorangan putra, dan perseorangan putri atas nama Milawati Sirin.
Kelompok beregu putra dan putri Indonesia juga berhasil mendulang emas pada nomor distance.
Timur
"Yang pertama Manado. Yang kedua Mandalika," katanya.
Di Manado, tercatat, ada nama Bukit Tetempangan di Desa Koha, Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Posisi Bukit Tetempangan berada di ketinggian 568 mdpl.
Bukit Tetempangan hanya 15 kilometer dari ibu kota provinsi, Manado.
"Kami menyiapkan tempat ini karena Sulawesi Utara adalah destinasi pariwisata khususnya untuk wisatawan asal China," kata Alexander.
Sementara itu, lokasi kedua yang disiapkan adalah Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mandalika adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak 2017 untuk pengembangan wisata olahraga.
Menurut rencana, Mandalika bakal punya sirkuit balap otomotif internasional antara lain MotoGP pada 2021.
Luas Mandalika mencapai 1.035 hektar.
Edukasi
Sementara itu, berkenaan dengan IIOutfest 2019, founder IIOutfest, Ronie Ibrahim mengatakan pergelaran itu akan berlangsung mulai Kamis (1/8/2019) sampai dengan Minggu (4/8/2019) di Wisma Aldiron, Jakarta.
Kegiatan ini berfokus pada edukasi mengenai pariwisata alam bebas.
Termasuk di dalamnya adalah olahraga panjat tebing dan paralayang.
Sekitar 120 pemegang merek lokal dan internasional bakal berpartisipasi.
Kegiatan membidik kehadiran 80.000 pengunjung, termasuk para pengunjung dari 100 komunitas.
Pada penyelenggaraan kali ketiga ini, IIOutfest menggelar juga banyak kegiatan coaching clinic.
Misalnya, berkendara sepeda motor seorang diri dari London ke Jakarta sebagaimana dilakukan Stephen Langitan.
Di samping itu, IIOutfest 2019 juga menampilkan produk-produk anyar peralatan olahraga alam bebas.
https://olahraga.kompas.com/read/2019/07/22/17592948/paralayang-berkembang-ke-timur-indonesia-ini-2-lokasi-teranyar