Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rika Wijayanti Raih Perunggu Kejuaraan Dunia Paralayang

Kompas.com - 15/05/2017, 16:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Atlet paralayang putri Indonesia, Rika  Wijayanti, harus puas meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang Antarnegara (WPAC/World Paragliding Accuracy Championship) FAI IX Albania 2017. Dia berada di bawah atlet Thailand, Nunnapat Phuchong, serta juara Seri PGAWC (Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang) 2016, Marketa Tomaskova dari Ceko.

Rika, atlet asal Batu, Malang, Jawa Timur, mencatat nilai 1.000 pada ronde 6, akibat harness (kantong tubuh) menyentuh tanah setelah pendaratan keras. Meskipun demikian atlet 23 tahun ini tetap berada di peringkat ketiga karena sistem penilaian discard round (ronde coret) yang menghilangkan nilai salah satu ronde terburuk tiap atlet.

Hasil ini terbilang bagus karena Rika baru pertama kali mengikuti Kejuaraan Dunia. Dia mampu bersaing ketat dengan para pilot senior putri dunia, termasuk Nunnapat Phuchong dan Marketa Tomaskova. Bahkan, pada Seri II PGAWC 2017 di Serbia bulan April, Rika menyabet gelar juara kelas putri mengalahkan Marketa.

Sementara itu pada kelas beregu, Indonesia harus puas menempati posisi keempat. Mereka kalah dari Ceko dalam pertandingan ulang setelah mengumpulkan poin yang sama untuk nilai akhir, yakni 81. Sejumlah tujuh pilot dari kedua negara diadu terbang sekali lagi dan hasil akhirnya, Indonesia terpaut 2 cm.

WPAC adalah kegiatan tetap FAI (Federasi Aeronautika Internasional), induk olahraga dirgantara dunia, yang berlangsung tiap dua tahun. Kali ini digelar di pegunungan kota Vlora, Albania, Eropa Timur, 5-14 Mei dan diikuti 147 pilot (32 di antaranya putri) dari 28 negara. WPAC FAI X 2019 kembali akan digelar di Eropa Timur, yakni Serbia.

Peta Kekuatan Asian Games 2018

Melihat hasil WPAC 2017, peta kekuatan cabang paralayang pada Asian Games 2018 makin jelas. Indonesia selaku tuan rumah harus mewaspadai China, Thailand dan Korea pada nomor ketepatan mendarat. Sedangkan untuk nomor XC (lintas alam), Jepang, Nepal, Korea dan India adalah pesaing berat.

Di kelas beregu, Indonesia terpaut 29 poin dari China yang meraih medali emas. Sedangkan Korea hanya satu peringkat di bawah timnas dengan selisih nilai 3. Sementara Thailand, yang gagal mempertahankan medali emas kelas beregu yang mereka raih pada WPAC 2015, di peringkat ketujuh dengan selisih nilai 8 di bawah timnas.

Pelatih kepala timnas, Gendon Subandono, mengakui penyelesaian akhir berupa teknik pijakan saat mendarat para pilot timnas perlu diperbaiki jelang Asian Games XVIII 2018.

"Agar lebih tepat di titik nol. Kami sama-sama menginjak pad seperti pilot China. Namun mereka lebih tepat," ujarnya, seperti disampaikan staf Humas FASI, Tagor Siagian.

Pad adalah bantalan elektronik bergaris tengah 17 cm, terhubung langsung ke papan nilai. Dengan demikian, jika ingin mendapat nilai sempurna, 00,00, maka harus menginjaknya tepat di tengah.

Pelatnas paralayang untuk Asian Games 2018 diikuti oleh 18 pilot (8 putri dan 10 putra). Alumni timnas SEA Games 2011 seperti Thomas Widyananto (peraih empat medali emas saat itu) dan Lis Andriana, juara kelas putri Seri PGAWC tiga tahun berturut-turut, 2012-2014, termasuk di antaranya. Nantinya akan dipilih sebanyak 12 pilot (5 putri dan 7 putra).

Selanjutnya, tim pelatnas akan mengikuti Seri III PGAWC di Mont Saint Pierre, Kanada, 21-23 Juli. Setelah itu, mereka akan tampil pada Seri IV di Pegunungan Kobarid, Slovenia, 22-24 September. (*)

Hasil akhir Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang Antar Negara (WPAC) FAI IX Albania 2017:

Kelas Beregu:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kurniawan Dwi Yulianto Menikmati Perkembangan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Kurniawan Dwi Yulianto Menikmati Perkembangan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Pengamat Australia Sorot Kemenangan Impresif Timnas U23 Indonesia

Pengamat Australia Sorot Kemenangan Impresif Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Timnas Indonesia
Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Badminton
Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com