JAKARTA, Kompas.com - Berita duka datang dari keluarga Nitya Krishinda Maheswari, pebulutangkis ganda putri pelatnas. Ayah Nitya, Panus Korwa, yang merupakan mantan pesepakbola nasional era 80-90-an, hari ini meninggal dunia setelah cukup lama menderita penyakit gagal ginjal.
Saat kepergian ayah tercintanya, Nitya tengah berada di Tiongkok untuk mengikuti turnamen China Open Super Series Premier 2016. Nitya pun memutuskan mundur dari turnamen tersebut dan langsung kembali ke Indonesia.
Pekan depan, Nitya dan Greysia juga dijadwalkan untuk mengikuti Hong Kong Open Super Series 2016, namun sudah dipastikan keduanya juga batal tampil. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian.
“Sudah dipastikan Nitya dan Greysia mundur dari turnamen China Open dan Hong Kong Open, karena secara psikologis tidak akan fokus. Namun Nitya dan Greysia akan tetap diprogramkan untuk ke final super series di Dubai akhir tahun ini, kami akan menunggu kondisi Nitya setelah pulang dari rumah,” kata Eng Hian sambil menjelaskan bahwa rangking Nitya dan Greysia dipastikan aman jelang kejuaraan final super series.
“Setiap orang pasti kepikiran habis ditinggal orangtua yang berpulang, tetapi Nitya adalah sosok yang cukup kuat. Kami harapkan Nitya bisa kembali fokus, saya mengerti kondisi Nitya, bagaimanapun hubungan batin dengan orangtua kan dekat. Saya tidak akan memaksakan,” tambah Eng.
Turnamen BWF World Super Series Finals 2016 merupakan turnamen penutup tahun yang akan dilangsungkan Desember mendatang. Ditambahkan Eng, saat ini ia memberikan waktu kepada Nitya untuk berkumpul bersama keluarganya. “Mungkin Nitya akan kembali latihan setelah acara tujuh harian, saya sekarang memberikan waktu untuk Nitya bersama keluarga,” tambahnya.
“Saya pribadi dan keluarga besar tim ganda putri turut berduka cita atas kepergian ayahanda Nitya, semoga Nitya dan keluarga diberikan ketabahan, semoga ini yang terbaik untuk ayahnya Nitya,” ucap Eng Hian kepada Badmintonindonesia.org.
Ayah Nitya, Panus Korwa merupakan mantan pemain timnas Indonesia, Persipura Jayapura dan klub Arema Malang era 1980-1990-an. Ia meninggal dunia, Rabu (16/11/2016) setelah beberapa lama mengalami gagal ginjal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.