Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PON XIX/2016 Hasilkan Lima Rekor Dunia

Kompas.com - 29/09/2016, 22:39 WIB

BANDUNG, Kompas.com  - Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016, pesta olah raga terbesar di Tanah Air yang berlangsung sejak 17 September lalu, secara resmi ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Kamis.

Api di kaldron yang menyala selama 13 hari penuh itu, secara perlahan meredup dan kemudian mati, menandakan usainya pesta olahraga yang diikuti lebih dari 9.000 atlet dari 34 propinsi itu.

Tuan rumah Jawa Barat tidak hanya tampil sebagai juara umum, tapi juga mencatat rekor sebagai kontingen dengan perolehan medali terbanyak dalam sejarah, yaitu 217 emas, 157 perak dan 157 perunggu.

Jawa Timur berada di peringkat kedua dengan perolehan 132 emas, 138 perak dan 134, disusul juara bertahan DKI Jakarta di peringkat ketiga (132-124-118).

Acara penutupan secara resmi diawali mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Wapres Jusuf Kalla untuk menghormati korban bencana alam di Garut dan Sumedang yang terjadi saat pelaksanaan PON 206.

Dalam kata sambutan tanpa teks, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa selama dua minggu para atlet telah berjuang, bertanding dan berkompetisi, serta bergembira bagi yang menang.

"Kita semua mengharapkan pekan olahraga ini berdampak terhadap pembinaan, bukan hanya pertandingan dan kompetisi, tapi juga pembinaan kakuatan fisik, kerja sama, kejujuran serta kebanggaan," kata Jusuf Kalla

Selanjutnya Wapres menyatakan bahwa semua berharap PON 2020 yang akan berlangsung di Papua akan berlangsung lebih baik dan lebih sukses lagi.

"Saya juga menyampaikan penghargaan dan ucapan selamat khususnya kepada Jawa Barat, serta ucapan terima kasih atas penyelenggaraan PON yang suudah berjalan dengan baik," katanya menambahkan.

Sementara itu Ketua Panitia PON 2016 yang juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam laporannya menyampaikan bahwa pihaknya mengakui masih banyak kekurangan disana sini, tapi seluruh komponen panitia, masyarakat dan dibantu pengusaha telah melakukan yang terbaik."Memang ada sekitar 11 pertandingan yang bermasalah, tapi itu hanya riak kecil dan hanya 0,25 persen saja," kata pria yang akrab disapa Aher itu.

Ahmad Heryawan juga menegaskan bahwa hanya terdapat sembilan sanggahan soal pertandingan, tapi nyaris tidak ada keluhan soal akomodasi dan fasilitas lainnya. "Nyaris tidak ada keluhan untuk akomodasi dan sarana lain, hampir semua peserta menyatakan puas," katanya menegaskan.

Selain sukses penyelenggaraan, Aher juga menyatakan terdapat kesuksesan dalam prestasi dengan indikator terpecahkannya 89 rekor PON, 33 rekor nasional, satu rekor SEA Games, 22 rekor Asia, serta lima rekor dunia.

Sukses ekonomi menurut Aher juga dirasakan oleh berkah bagi masyarakat, yaitu di bidang konsumsi, peralatan olahraga, hotel, restoran, konveksi, dan transportasi. "Sukses PON 2016 ini akan kami wariskan kepada Papua yang akan menjadi tuan rumah pada 2020," katanya menambahkan.

Upacara penutupan yang juga dihadiri Menpora Imam Nahrawi dan Ketua DPR Ade Komarudin tersebut dilanjutkan dengan penyerahan bendera PON dari Ahmad Heryawan selaku Ketua Umum PB PON 2016/Jabar kepada Gubernur Papua Lukas Enembe yang akan menjadi Ketua Umum PB PON 2020.

Atraksi selanjutnya adalah hiburan yang menampilkan penyanyi Doe Sumbang dengan lagu andalannya "Arti Kehidupan", dilanjutkan dengan sederetan artis dan musisi asal Jabar lainnya, diantaranya Kikan dan Band Coklat, serta Andi Rif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com