Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pujian buat Konsistensi Prestasi Eko Yuli Irawan

Kompas.com - 09/08/2016, 17:58 WIB

RIO DE JANEIRO, Kompas.com - Indonesia berhasil meraih medali perak kedua di Olimpiade 2016 melalui cabang olahraga angkat besi pada kelas 62 kg atas nama Eko Yuli Irawan. Lifter andalan Indonesia itu mampu menyelesaikan angkatan total 312 kg di atas atlet Kazakstan, Farkhad Kharki (305 kg), Selasa (9/8) pagi WIB. Medali emas di kelas ini diraih Oscar Albeiro Figueroa Mosquera dari Kolombia yang menyelesaikan total angkatan 318 Kg.

Perak dari angkat besi menjadi medali ke 29 dari total perolehan medali yang diperoleh Indonesia sepanjang keikutsertaan dalam olimpiade dan menjadi sumbangan medali ke-10 dari cabang olahraga angkat besi Indonesia sampai saat ini.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang tengah melanjutkan kunjungan kerja ke Suriname selepas memberikan dukungan langsung dan semangat kepada atlet Indonesia di Olimpiade Rio ikut memberikan ucapan selamat kepada Eko atas prestasinya.  “Merah Putih kembali berkibar di olimpiade. Terima kasih, Eko Irawan. Prestasi yang luar biasa telah dipersembahkan dari hasil kerja keras selama ini. Kami bangga,”ujar Menpora.

Prestasi Eko Yuli Irawan menjadi spesial karena ia mencatat rekor sebagai atlet pertama yang meraih 3 medali berturut-turut dalam tiga olimpiade yang berbeda. Pada olimpiade di Beijing (2008) Eko memperoleh medali perunggu, 4 tahun berikutnya dalam Olimpiade London (2012) Eko juga memperoleh perunggu. Kini di Olimpiade Rio (2016), ia meningkatkan prestasinya dengan meraih perak.

“Konsistensi dalam berprestasi telah ditunjukkan oleh Eko, semoga dia menjadi contoh bagi para atlet Indonesia lainnya tentang bagaimana menjaga konsistensi dan stamina untuk terus berprestasi. Bukan tidak mungkin Eko masih bisa tampil membela Merah Putih di Olimpiade Tokyo 2020 nanti,” ujar Imam sambil terus berharap dan mendukung atlet lainnya berprestasi lebih baik lagi dan bisa merebut emas untuk Indonesia.

Sebelum Eko, perak sekaligus medali pertama Indonesia di Olimpiade 2016 diraih Sri Wahyuni Agustiani, Sabtu (7/8) malam waktu setempat. Perak dari Sri Wahyuni menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia karena membuat kontingen Merah Putih memastikan tradisi selalu mendapatkan medali yang dimulai sejak 1988 silam lewat tim panahan.

Menpora menegaskan, olimpiade adalah puncak prestasi tertinggi seorang atlet. Ini adalah muara dari seluruh proses pembinaan, merebut raihan tertinggi di hadapan dunia, bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya. 

Karena itulah olimpiade saat ini menjadi prioritas Kemenpora di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, lalu kemudian Asian Games, SEA Games, dan PON. Untuk itu, jadwal latihan dan pembinaan atlet yang akan bertanding harus disusun sesuai prioritas. Hal ini ditunjukkan secara konkret dengan perbaikan sistem Satlak Prima dan juga peningkatan bonus untuk atlet yang mendapatkan medali, hingga Rp 5 miliar untuk olimpian yang meraih emas.

Jika mendapatkan tiket ke olimpiade adalah puncak prestasi atlet, maka tangga sebelum mencapainya adalah Asian Games. Ajang ini akan menjadi kawah candradimuka bagi atlet Indonesia sebelum bertanding dengan yang terbaik di dunia. Hal ini juga yang ditunjukkan Sri Wahyuni. Bakatnya terlihat ketika ia mendapatkan emas di nomor 48 kg pada SEA Games 2013. Ia kemudian mendapatkan perak pada Asian Games 2014 dan kemudian perunggu pada Kejuaran Dunia Almaty 2014.

Ajang-ajang itulah yang menyiapkan dirinya menghadapi tekanan mental tampil olimpiade pertama. “Memperbanyak atlet yang lolos dan ke Asian Games dan juga memperbanyak medali dari Asian Games harus menjadi prioritas bagi Satlak Prima dan cabang-cabang olahraga lainnya,” kata Menpora.

Salah satu cara untuk memastikan itu terjadi, lanjut Menpora, adalah dengan menyiapkan program pembinaan berjenjang dengan memanfaatkan SEA Games dan PON. “PON harus menjadi ajang pembinaan pemain muda dan pencarian bibit-bibit unggul. PON harus menjadi tempat pertama bagi atlet-atlet muda merasakan atmosfer berkompetisi dan menempa mental,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Badminton
Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Liga Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Liga Italia
Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Liga Italia
Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com