JAKARTA, KOMPAS.com — Anthony Sinisuka Ginting belum berhasil membalas kekalahannya dari Jan O Jorgensen di babak final Piala Thomas, bulan lalu.
Pada pertemuan kedua yang terjadi di BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016, Anthony harus kembali mengakui keunggulan Jorgensen dengan skor 20-22, 23-25.
Meskipun kembali menelan kekalahan, perjuangan Anthony patut diacungi jempol. Pemain berusia 19 tahun ini sudah berupaya hingga titik darah penghabisan demi merobohkan pertahanan Jorgensen.
Dua kali unggul di gim pertama dan kedua, Anthony masih belum mampu mengamankan satu gim pun. Jorgensen memperlihatkan kepada penonton bahwa dirinya masih lebih berpengalaman dan secara skill memang lebih unggul dibanding Anthony.
Saat kejar-kejaran angka di poin setting, Anthony masih kalah tenang dibanding lawannya yang memang jauh lebih senior. Sambaran-sambaran cepat Jorgensen sering menjadi lumbung poin bagi pemain Denmark ini.
"Finishing saya kurang bagus, terutama di saat kritis. Saya kurang tenang, kurang sabar, dan terburu-buru, ini menjadi bumerang buat saya," komentar Anthony.
"Saya sudah mempelajari kekalahan saya di Piala Thomas, bagaimana cara main Jorgensen, dan apa saja kelebihannya. Jorgensen pintar membaca situasi. Dia tahu kapan saya sedang panik dan dia biasanya langsung mempercepat servis, saya sering kecolongan di sini," ujarnya.
Sementara itu, menurut Jorgensen, penampilan Anthony kali ini lebih baik dibanding pertemuan pertama mereka di final Piala Thomas 2016.
"Anthony sekarang tampil lebih rileks, berbeda dengan di Piala Thomas. Dia sepertinya bermain di bawah tekanan. Walaupun saat itu saya masih bergelut dengan cedera pangkal paha, Anthony masih belum bisa mengatasi," kata Jorgensen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.