SHAH ALAM, Kompas.com - Keberhasilan menjadi juara Malaysia Terbuka SSP 2016 menjadi motivasi Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad menuju Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus mendatang.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya bisa kembali menunjukkan taringnya di lapangan pertandingan. Mereka berhasil merebut gelar juara di Malaysia Open Super Series Premier 2016, setelah mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, Malaysia.
Kemenangan ini, kata Tontowi/Liliyana, sekaligus menjadi motivasi mereka menuju Olimpiade Rio 2016 mendatang. Dari ganda campuran, dua wakil Indonesia kemungkinan akan turun bertanding ke Rio, Brasil. Selain Tontowi/Liliyana, ada juga pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto.
“Pastinya ini menjadi satu motivasi luar biasa buat saya dan Tontowi. Kami bisa keluar dari tekanan, bisa bangkit dan bisa juara di sini, itu satu nilai positif. Apalagi sampai sekarang kami juga masih mengumpulkan poin ke olimpiade. Gimana caranya agar kami bisa seeding di sana. Dan mudah-mudahan kami bisa menjaga performa terus, seperti sekarang ini, sampai di olimpiade nanti,” jelas Liliyana.
“Ini sudah cukup lama dan cukup sulit bagi kami untuk keluar dari tekanan itu. Akhirnya kami bisa juara lagi,” kata Tontowi menambahkan.
Sejak menggondol gelar di France Open Super Series 2014 lalu, Tontowi/Liliyana memang belum pernah lagi mengamankan gelar di turnamen level superseries. Hasil pertandingan keduanya pun belum bisa mencapai titik maksimal.
Pencapaian di All England 2016 lalu juga tak begitu memuaskan. Tontowi/Liliyana terhenti di perempat final dari pasangan Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Sementara di India Open Super Series 2016, mereka batal berangkat karena kondisi Tontowi yang belum sembuh dari sakitnya.
Melihat kondisi Tontowi/Liliyana, Richard Mainaky, pelatih ganda campuran, mengatakan bahwa sejak awal tak ada target khusus buat mereka. Richard hanya berharap Tontowi/Liliyana bisa kembali tampil maksimal dan menemukan hawa positif pertandingan.
“Memang untuk turnamen sebelum olimpiade ini, mereka tidak saya bebani target. Tetapi, kita lihat peluang di sini itu, tentang angin dan bola kencang, lebih menguntungkan Owi/Butet. Awalnya saya pikir kondisi Owi masih 70-80 persen, belum maksimal. Cuma ternyata mereka di sini bisa bagus dan tampil menjanjikan sejak awal,” kata Richard Mainaky, pelatih ganda campuran.
“Dari babak pertama, saya lihat Owi tampil lebih bergairah. Butet pun juga kepengin sekali juara. Mereka mau menunjukkan kalau mereka masih bisa juara dan terus termotivasi. Apalagi sejak kemenangan Praveen/Debby kemarin membuat mereka ada tenaga baru. Mereka semakin bersemangat karena ada tenaga tambahan sebagai andalan di ganda campuran. Selama ini mereka bekerja sendiri sebagai andalan, sekarang kerja mereka lebih ringan,” jelas Richard lagi.
Tontowi/Liliyana membawa pulang satu-satunya gelar untuk Indonesia seusai menang tiga gim dari Chan/Goh dengan 23-21, 13-21, dan 21-16.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.