KOMPAS.com - Dua bintang Formula 1 yang tergabung di tim Mercedes, Nico Rosberg dan Lewis Hamilton, merupakan jebolan GP2 tersukses.
Rosberg merupakan juara GP2 Series 2005 dan naik jadi pebalap resmi Formula 1 pada tahun berikutnya. Dia kini memimpin klasemen sementara F1 2016 dengan raihan 50 poin hasil menjuarai GP Australia dan GP Bahrain.
Hamilton menjadi juara GP2 Series pada 2006 dan menyusul Rosberg ke F1 pada 2007. Dia kini sudah memegang tiga gelar juara dunia F1 (2008, 2014, 2015).
Indonesia juga memiliki pebalap yang pernah berkiprah di GP2 Series dan kini berlaga di Formula 1 bersama Manor Racing yaitu Rio Haryanto. Tak heran jika ajang ini menjadi terkenal di Indonesia.
Selanjutnya, ada Sean Gelael (Jagonya Ayam Campos Racing) dan Philo Paz Patrick Armand (Trident) yang akan membawa nama Indonesia ke persaingan GP2 Series 2016.
Lalu, apa sebenarnya GP2 Series?
Grand Prix 2 atau GP2 kali pertama digelar pada 2005 oleh Formula One Management (FOM). Dalam jenjang balap mobil single seater atau kursi tunggal, GP2 berada persis di bawah Formula 1.
Setelah berkiprah di Formula 3 Eropa atau GP3, biasanya pebalap akan naik jenjang ke GP2. Boleh dibilang, GP2 merupakan salah satu tingkatan terakhir yang dilalui pebalap sebelum terjun ke pentas tertinggi, F1.
Di ajang GP2, semua pebalap memakai mobil buatan Mecachrome dengan sasis yang didesain oleh Dallara. Mobil GP2 berkapasitas mesin 4.000cc V8 dengan 612 horse power (mampu mencapai kecepatan maksimum 332 km/jam) dan menggunakan ban merek Pirelli, sama seperti yang dipakai di F1.
Tiap seri GP2 terdiri dari dua kali balapan, yakni feature race pada Sabtu dan sprint race pada Minggu.
Feature Race menggelar jumlah putaran lebih banyak. Posisi start ditentukan berdasarkan hasil kualifikasi. Pada balapan ini, pebalap wajib masuk pit minimal sekali untuk mengganti satu set ban minimal setelah putaran keenam.
Pebalap yang finis di posisi 10 besar berhak mendapat poin yang terdiri dari 25, 18, 15, 12, 10, 8, 6, 4, 2, 1. Pebalap yang mengukir waktu tercepat untuk satu putaran mendapat bonus dua poin, sementara pole-setter berhak mengantongi empat poin.
Pada sprint race tidak ada pit stop. Balapan juga berlangsung lebih pendek. Poin hanya diberikan kepada pebalap yang finis delapan besar dengan rincian 15, 12, 10, 8, 6, 4, 2, 1. Pebalap yang mengukir waktu tercepat dalam satu putaran tetap mendapat dua poin.
Posisi start di sprint race tidak ditentukan melalui kualifikasi, melainkan memakai sistem reverse start, yakni delapan pebalap yang finis terdepan di ajang feature race, berhak start di depan dengan urutan terbalik.
Pebalap yang finis ke-8 pada feature race akan start di posisi terdepan pada sprint race. Pebalap yang finis ketujuh mengamankan posisi start kedua, begitu seterusnya hingga juara feature race akan start dari posisi ke-8.