"Pada awalnya, saya merasa nyaman, tetapi kemudian kami balik tertekan. Kami kurang mengontrol permainan. Kami malah masuk ke permainan mereka," kata Liliyana seusai laga di Barclaycard Arena, Birmingham, tersebut.
Pertandingan dibuka dengan kedua pasangan saling kejar poin. Setelah imbang 10-10, Adcock/Adcock mulai membuat jarak hingga sempat unggul tiga poin.
Tontowi/Liliyana berhasil mengejar dan menyamakan posisi pada 18-18. Namun, mereka gagal menahan laju pasangan Adcock yang mencetak tiga poin beruntun.
Pada gim kedua, Tontowi/Liliyana memimpin di awal. Namun, mereka terkejar pada 6-6. Setelah imbang 8-8, Adcock/Adcock kembali membuat jarak.
Tontowi/Liliyana mendekat hingga 16-17, tetapi mereka membuat beberapa kesalahan yang memudahkan pasangan Inggris meraih poin dan memenangi pertandingan.
"Hari ini mereka lebih agresif dan saya juga merasa gerakan saya agak lambat. Kami tertekan dan sulit untuk keluar dari tekanan," kata Tontowi.
Liliyana mengaku tidak ada masalah komunikasi dengan Tontowi saat pertandingan berlangsung. Namun, mereka terlambat mengubah pola permainan sehingga sulit keluar dari tekanan lawan.
Bagi Tontowi/Liliyana, ini merupakan kekalahan keempat dari 11 kali bertemu Adcock/Adcock. Pada pertemuan sebelumnya di BFW Superseries Finals 2015, pasangan suami istri Adcock menang 17-21, 21-11, 24-22.
"Mereka ada kepercayaan diri lebih karena kemarin habis juara Superseries Finals. Mereka juga tuan rumah," ujar Liliyana.
Hasil ini merupakan yang terburuk didapat Tontowi/Liliyana di All England sejak mereka berpasangan. Pada tiga keikutsertakan pertama, mereka keluar sebagai juara.
Tahun lalu, mereka berhasil menembus final, tetapi kalah dari pasangan China, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Dengan tumbangnya Tontowi/Liliyana, harapan Indonesia untuk meraih gelar tinggal pada pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto.
Praveen/Debby akan bersaing dengan Liu Cheng/Bao Yixin (China) untuk mendapatkan satu tiket ke semifinal.