JAKARTA, KOMPAS.com - Pebalap muda Indonesia bersama Tim Jagonya Ayam with Carlin masih punya waktu kurang lebih dua hari lagi untuk menghadapi seri kelima Formula Renault 3.5. Pada lintasan Red Bull Ring, Austria, itu Sean berharap dapat bisa mencatat waktu terbaiknya.
Laga Sean di lintasan Hungaroring sebelumnya belum menghasilkan yang terbaik. Ia mengalami ketidakseimbangan kendaraan sehingga harus berhenti dan tidak dapat melanjutkan pertandingan. Dari pengalaman tersebut Sean berharap dapat memberi hasil yang baik mengingat ia memiliki hampir satu bulan sejak laga di Hungaroring menuju Red Bull Ring 10-12 Juli nanti.
Selain itu, berjumpa dengan lintasan Red Bull Ring bukanlah pertama bagi Sean. Saat mengikuti kejuaraan FIA Formula 3 Eropa tahun 2014, Red Bull Ring menjadi lintasan yang harus dilampauinya. Meski memulai balapan dari posisi cukup sulit, saat itu ia berhasil finish di posisi ketujuh di race kedua setelah memulainya dari posisi ke empat belas.
Sean melakukan beberapa kali manuver spektakuler untuk melewati para pebalap lain. Dia menyelesaikan balapan di akhir pekan saat itu dengan finis ke sepuluh di race ketiga dan berhasil mencatatkan poin ganda dalam satu event.
"Saya sangat menyukai Red Bull Ring," kata Sean.
Menurut Sean, dirinya sangat menikmati lintasan tersebut saat menerjang Formula 3. Saat itu ia berhasil melakukan sesi testing dengan baik sebelum memulai musim 2014.
"Di trek ini saya merasa dapat menargetkan sesuatu. Harapannya, ada kemajuan secara teratur untuk mendapatkan poin lagi setelah di Monaco. Kali ini saya cukup yakin bisa memperolehnya," tuturnya.
Karakter lintasan
Red Bull Ring, yang berada di wilayah Steirmark, Austria, memiliki alur lintasan mengikuti kontur berbukit-bukit. Meski begitu, keindahan alamnya cukup memanjakan mata.
Pada dasarnya, lintasan yang menjadi tuan rumah bagi Austrian Grand Prix itu memberikan tantangan besar bagi para pebalap dan tim mekaniknya. Mereka membutuhkan kecepatan di lintasan lurus pada setengah bagian dari lintasan yang terdiri dari tiga lintasan lurus dan diakhiri dengan tikungan tajam.
Pada bagian ini pebalap harus berhati-hati supaya rem tidak terkunci. Sementara itu, pada bagian sisanya dibutuhkan kestabilan dan kemampuan pengendalian yang baik saat melewati dua belokan ke kiri. Kemudian, para pebalap juga akan menghadapi dua tikungan ke kanan yang butuh kecepatan sebelum mobil kembali melewati garis start-finish.
Oleh karena itu, Sean sangat mengharapkan kemampuan dan pengalaman race engineer dari Tim Jagonya Ayam with Carlin, Marcus Koch. Koch selama 25 tahun telah mengantarkan para pebalap muda dari seluruh dunia untuk melaju sekencang mereka bisa di lintasan-lintasan balap di Eropa.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai sepak terjang Sean Gelael dan Tim Jagonya Ayam with Carlin di ajang World Series by Renault dan Formula 3 serta beberapa informasi paling updatelainnya dari Sean, silahkan ikuti akun Twitter resmi SeanGelael di @IDSeanGP dan fan page Facebook resmi Sean Gelael dihttps://www.facebook.com/IDSeanGP serta www.sean-gelael.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.