Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tan Joe Hok: Pemain Bulu Tangkis Zaman Sekarang Terlalu Enak

Kompas.com - 10/04/2015, 20:22 WIB
Anju Christian

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Legenda bulu tangkis Indonesia, Tan Joe Hok, menerima anugerah lifetime achievement dari Flypower dan Inspiro, Jumat (10/4/2015). Sukses menjuarai All England 1959 dan empat kali memperkuat Indonesia kala menjuarai Piala Thomas merupakan salah satu dasar pertimbangan pemberian penghargaan tersebut.

Setelah menerima lifetime achievement tersebut, pria kelahiran Bandung 77 tahun silam ini berbincang dengan wartawan terkait bulu tangkis Tanah Air yang prestasinya tengah menurun. Dia memaparkan beberapa aspek yang harus dibenahi, serta perbedaan mental antara atlet dulu dan sekarang.

Bagaimana pendapat Anda terkait kondisi bulu tangkis Indonesia saat ini?

Kita harus bersabar. Saingan semakin banyak. Kita harus lebih giat untuk mengembalikan prestasi. Ini sudah dirintis oleh Hariyanto Arbi dan Candra Wijaya. Saya sampai mengeluarkan air mata karena terharu. Masih ada yang peduli. Kalau bersatu, kita bisa (sambil menangis).

Pada zaman saya, raket masih dari kayu. Kalau bermain, di pasar malam. Yang terpenting, kita harus ada kemauan dan persatuan.

Apa yang harus dibenahi?

Sejujurnya, dana harus ada. Dengan demikian, kita bisa membangun fasilitas. Kini olahraga terlalu mahal dan tidak terjangkau.

Kalau mengandalkan negara, sudah tidak bisa. Swasta harus bergerak. Klub-klub juga perlu diperbanyak.

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan prestasi bulu tangkis Indonesia?

Lima hingga sepuluh tahun. Tergantung, ada kemauan atau tidak? Ada dana atau tidak? Kalau tidak ada dana, jangan ngomonglah.

Apakah ada perbedaan mental antara era Anda dan saat ini?

Sebelum main dulu, saya harus membayangkan bagaimana nanti saya bermain. Sudah terekam di dalam otak. Beda dengan sekarang. Video sudah ada.

Kalau anak sekarang, video saja gak mau nonton. Anak-anak sekarang terlalu enak. Banyak main hape saja. Dulu mah tidak ada.

Belum lagi ada physical distractions. Kehadiran mal, hape, dan mobil. Kalau dulu, jalan kaki ke mana-mana. Secara tak langsung, fisik juga terlatih. Kalau anak-anak sekarang, semua sudah tersedia.

Bagaimana pendapat Anda terkait sistem perhitungan poin saat ini?

Bulu tangkis sekarang lebih susah. Sekarang tidak boleh berbuat salah. Satu kesalahan berarti poin buat lawan. Kita dikelecein (dibodoh-bodohi) terus sama orang Barat.

Sejak ada Thomas Cup, belum ada orang Barat menang. Kalau tidak Malaysia, Indonesia, RRC (Tiongkok), atau Jepang. Jadi, mereka (Eropa) menang diplomasi.

Kalau singkat dan padat, kita sulit untuk melawan negara-negara Eropa. Belum keringatan, pertandingan sudah habis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas Indonesia
Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Internasional
Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Timnas Indonesia
Guinea Masuk Grup 'Neraka' Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Guinea Masuk Grup "Neraka" Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Internasional
Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Liga Indonesia
Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Internasional
Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Liga Indonesia
Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Liga Lain
Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com