Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yeni Siti Rohmah, Lahir dari Keluarga Skuas

Kompas.com - 25/03/2015, 21:31 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Bakat bermain skuas mengalir dalam darah Yeni Siti Rohmah. Meski awalnya tak bercita-cita menggeluti cabang tepok bola karet yang dipantulkan ke dinding itu, ia kini menjadi andalan tim ”Merah Putih” mengikuti jejak sang ibunda dan kakaknya.

Keringat membasahi sekujur tubuh mojang kelahiran Subang, Jawa Barat, 16 Juni 1990, itu seusai berlatih di Pintu IX Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (23/3). Napasnya yang semula tersengal perlahan tenang selepas meminum sebotol air mineral.

”Aku mengenal skuas dari kecil. Dulu, ibu selalu mengajak aku dan kak Kusnadi saat berlatih skuas,” ungkap perempuan bertubuh mungil itu.

Ibunda Yeni, Cicih Sumarni, ialah mantan atlet skuas yang pernah menjadi juara nasional di era 1980 hingga 1990-an. Adapun sang kakak, Kusnadi, adalah anggota tim skuas di SEA Games Kuala Lumpur 2001 bersama Nuryanto dan Djony Supardi, dua pelatih nasional saat ini.

Meski awalnya tak terlalu tertarik, lama-kelamaan hati Yeni luluh juga saat dirayu ibunya bermain skuas. Apalagi, peluang untuk masuk tim nasional cukup besar mengingat peminat skuas tak sebanyak cabang raket lainnya, seperti bulu tangkis dan tenis. ”Akhirnya, aku mulai serius berlatih saat berusia 12 tahun di Bandung Squash Club,” ujar bungsu dari dua bersaudara itu.

Belum genap setahun berlatih, Yeni pernah berniat berhenti. Ia tak cukup kuat mengorbankan masa menjelang remaja dengan rutinitas berlatih yang menjemukan. ”Dulu, ketika teman-teman suka ngumpul dan bermain sepulang sekolah, aku harus berlatih sampai sore. Itu terus-menerus aku lakukan dari Senin sampai Sabtu sehingga rasanya mau menangis karena jenuh,” kenang Yeni.

Melihat gelagat sang buah hati, Cicih pun menyarankan Yeni ikut pekan olahraga daerah (Porda) di Indramayu pada 2002. Penampilan perdana di kejuaraan itu berlangsung mulus karena Yeni membawa pulang medali emas dari nomor beregu. Setahun kemudian, ia dipanggil untuk memperkuat tim Jabar dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Palembang 2004.

”Aku dapat bonus uang setelah meraih emas di Porda. Sejak itu, aku bersemangat lagi dan yakin skuas layak jadi sandaran hidup,” ujar atlet lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara Bagasasi Bandung itu.

Setahun setelah meraih perak nomor beregu di PON 2004, Yeni membawa pulang emas nomor perorangan dalam debut internasional pada Kejuaraan Asia kelompok umur di Kuala Lumpur, Malaysia.

Pada PON 2008 di Kalimantan Timur, ia meraih emas di nomor beregu, tetapi hanya mengemas perak di kategori tunggal. Impiannya untuk membawa pulang emas perorangan baru terwujud pada PON tiga tahun lalu di Riau. Kala itu, Yeni menyandingkan emas perseorangan dan beregu.

Raihan dua emas itu mengobati kekecewaan setahun sebelumnya saat gagal membela Indonesia di ajang SEA Games 2011. Padahal, SEA Games 2011 berlangsung di Jakarta dan Palembang.

”Waktu itu, aku kecewa dengan keputusan pemerintah yang tak mempertandingkan skuas. Padahal, itu kesempatan kami unjuk kebolehan sebagai tuan rumah,” kata gadis yang sejak 2010 bertugas di Dinas Olahraga dan Pemuda Jabar itu.

Pada 2013, Yeni dipanggil untuk mengikuti seleksi masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) SEA Games Singapura 2015. Ia memenangi persaingan dengan 20 atlet terbaik di Tanah Air dan akhirnya terpilih masuk empat besar bersama Catur Yuliana, Irma Maryani, dan atlet senior Paulina Nojaflorina Radus. Keempatnya adalah anggota tim utama putri yang ditargetkan meraih perak di Singapura.

Yeni antusias menyambut tantangan itu. Ia bahkan sudah tak sabar menjalani debutnya di ajang pesta olahraga Asia Tenggara itu karena skuas juga tidak dipertandingkan di SEA Games Naypyidaw 2013.

Posisinya di tim SEA Games pun cukup penting karena dipercaya menjadi atlet pertama yang turun di nomor beregu. Penampil pertama biasanya punya beban cukup besar karena bertanggung jawab meraih poin guna melapangkan jalan rekan yang lain.

”Yeni diandalkan meraih perak karena kemampuannya relatif seimbang dengan atlet andalan Singapura, Joannah Yue,” kata sang pelatih Nuryanto. Dalam uji coba di Singapura pekan lalu, Yeni kalah tipis 2-3 (11-6, 4-11, 11-8, 3-11, 5-11). Namun, pada pertemuan tahun lalu di Jakarta, Yeni unggul 3-2.

”Selama ini, kami saling mengalahkan dengan skor yang cukup ketat. Aku cukup yakin mampu mengalahkan Joannah di rumahnya sendiri,” ungkap Yeni.

Perak menjadi target yang realistis mengingat emas perorangan putri kemungkinan besar menjadi milik atlet Malaysia Nicol David yang pernah menjadi juara dunia skuas delapan kali.

Yeni pun berlatih keras untuk mewujudkan impian itu. Ia tinggal di mes atlet Hotel Century Park, Senayan, Jakarta, agar bisa berlatih 10 kali sepekan dengan optimal. Dua minggu sekali ia pulang ke Bandung untuk melepas kangen dengan ibu dan sang kakak, Kusnadi, yang kini melatih tim skuas Jabar.

Jika suatu saat gantung raket, Yeni ingin menjadi pelatih skuas. Kebetulan, tak banyak kaum hawa yang berkecimpung dalam dunia kepelatihan skuas di Tanah Air. (RIZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Liga Italia
Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Timnas Indonesia
Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Liga Italia
Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Badminton
Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Liga Inggris
Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si 'Bodyguard' Zidane

Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si "Bodyguard" Zidane

Liga Italia
Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Internasional
Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Liga Italia
Hoffenheim Vs Bayern Muenchen, Laga Terakhir Tuchel dengan Die Roten

Hoffenheim Vs Bayern Muenchen, Laga Terakhir Tuchel dengan Die Roten

Bundesliga
Persib Vs Bali United, Wasit VAR Diharapkan Fair

Persib Vs Bali United, Wasit VAR Diharapkan Fair

Liga Indonesia
PSSI Ungkap Tanzania Lebih Responsif untuk Laga Uji Coba Timnas Indonesia

PSSI Ungkap Tanzania Lebih Responsif untuk Laga Uji Coba Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Thom Haye Hengkang, Urung Dilatih Robin van Persie di Heerenveen

Thom Haye Hengkang, Urung Dilatih Robin van Persie di Heerenveen

Liga Lain
Imbas Kritik Keuangan Barcelona, Xavi Hernandez Terancam Dipecat

Imbas Kritik Keuangan Barcelona, Xavi Hernandez Terancam Dipecat

Liga Spanyol
Semifinal Persib Vs Bali United, Momen Nick Kuipers Ajak Boxing Mohammed Rashid jelang Pertandingan

Semifinal Persib Vs Bali United, Momen Nick Kuipers Ajak Boxing Mohammed Rashid jelang Pertandingan

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com