Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Bulu Tangkis Indonesia Kehilangan Tokoh

Kompas.com - 06/01/2015, 10:16 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dunia bulu tangkis Indonesia kehilangan seseorang yang pernah berjasa saat Indonesia berada di puncak kejayaan pada dekade 1970 sampai dengan 1990-an.

Prof Doktor Singgih Dirga Gunarsa tutup usia di Jakarta pada Selasa (6/1/2015). Jenazahnya kini disemayamkan di Ruang Duka RS Husada, Jalan Mangga Besar 137, Jakarta Pusat.

Semasa hidupnya, Singgih dikenal sebagai salah satu pakar pendidikan dan psikologi. Ia juga aktif dalam dunia pendidikan di Universitas Indonesia dan Universitas Tarumanagara, Jakarta.

Sementara itu, untuk dunia olahraga, Singgih dikenal juga sebagai salah satu arsitek di balik keberhasilan dunia bulu tangkis Indonesia pada era 1970 sampai dengan 1980-an. Ia aktif dalam struktur kepengurusan PBSI antara 1967-1998.

Karena keterlibatannya yang cukup lama dengan dunia bulu tangkis, Singgih mengenal karakter para pemain-pemain bintang Indonesia dengan dekat. Misalnya, ia menilai salah satu pemain ganda terbaik Indonesia, Christian Hadinata, sebagai seorang yang selain bakatnya, juga memiliki intelegensi di atas rata-rata.

"Aspek intelegensi inilah yang membuat Christian mampu menghadapi beragam tantangan serta luwes dalam menyelaraskan strategi, taktik, dan teknik ketika bermain dengan pasangan yang berbeda-beda," tulis Singgih dalam sinopsis buku psikobiografi Christian Hadinata.

"Sepanjang perkenalan dengan Christian Hadinata, saya banyak melihat tugas yang diemban maupun rencana-rencana untuk mengalahkan lawan dan fungsi berpikirnya selalu banyak diandalkan. Tidaklah mengherankan ketika para pemain lain sedang istirahat, tidak jarang Christian Hadinata mengambil waktu yang ada untuk menambah jadwal latihannya, mencoba menemukan dan memperbaiki kekurangan yang ada, dan proses tersebut dilakukan demi memenangi pertandingan yang akan dihadapi."

Ketika kemudian harus meninggalkan dunia bulu tangkis, Singgih masih juga berusaha memberi kontribusi tentang perkembangan atlet yang masih tinggal di Pelatnas, misalnya tentang tunggal putra Taufik Hidayat. "Saya mengenal Taufik, meskipun tidak lama. Ketika dia mulai bersinar di bulu tangkis, saya sudah hampir meninggalkan PBSI. Namun, fakta telah membuktikan bahwa sosok Taufik adalah profil fenomenal pebulu tangkis. Ia andalan lebih dari 240 juta penduduk Indonesia sehingga menjadi sosok yang luar biasa penting untuk mengembalikan supremasi bulu tangkis," tulisnya tentang Taufik Hidayat, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004.

Terima kasih banyak Pak Singgih dan selamat jalan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com