ISTANBUL, Kompas.com - Para atlet renang Indonesia yang dipersiapkan ke Asian Games Incheon, September, berhasil mendulang emas di kejuaraan Turkcell Turkey Open, Rabu (06/08/2014).
Menurut pelatih nasional Albert C. Sutanto yang menyertai para atlet, para perenang itama seperti Glenn Victor Sutanto, Triady Fauzi Sidiq dan I Gde Siman Sudartawa mampu merebut medali emas di nomor masing-masing.
Glenn Victor Sutanto berhasil meraih medali emas di nomer 100 meter gaya kupu-kupu dengan catatan waktu 54,14 diikuti Triady Fauzi yang berhasil meraih medali perak dengan catatan waktu 54,47 detik.
Emas kedua diraih atlet asal DKI, I Gde Siman Sudartawa di nomor 100 meter gaya punggung. Siman mencatat waktu 56.07 detik. Sementara atket Indonesia lainnya di nomor ini, Ricky Anggawijaya meraih medali perunggu dengan catatan waktu 58,22 detik.
Sebelumnya, pada hari pertama, Selasa (5/8), Triady meraih medali emas di nomor 200 meter gaya ganti dengan mencatat waktu 2:04,37. "Namun hasil ini masih di bawah waktu terbaiknya Triady yaitu 2:02,04," tulis Albert melalui pesan elektronik.
Atlet lainnya, Dennis Josua Tiwa menempati peringkat 5 di nomor 100 meter gaya dada dengan catatan waktu 1:05,29 dan belum berhasil memperbaiki catatan waktu terbaiknya 1:04,34.
Di hari pertama, Dennis yang turun di nomor 50 meter gaya dada juga menempati peringkat 5 dengan mencatat waktu 29,66 detik. Catatan waktu Dennis juga masih di bawah waktu terbaiknya 29,11.
Menurut Albert, negara yg mengikuti pertandingan ini selain tuan rumah Turki adalah Aljazair, Kazakhstan, Turkmenistan, Mesir, Tajikistan dan Uzbekhistan.
Persaingan di pertandingan ini sebenarnya cukup berat utk beberapa event sesuai dengan list pendaftaran yg ada di buku acara. "Namun kita belum tahu apakah para perenang tersebut dalam performa terbaiknya utk bisa bertanding dengan hasil maksimal," ungkap Albert.
Para atlet Indonesia memang menjadikan ajang Turki Terbuka ini sebagai uji coba menjelang tampil di ajang Asian Games di Incheon, September mendatang. "Sayang, rata-rata pesaing terberat kita di sini berasal dari Turki dan Aljazair yang sebenarnya bukan merupakan pesaing kita di Asian Games nanti," kata Albert.
Kendala tim Indonesia di Turki ini selain jetlag adalah makanan yang di siapkan oleh panitia kurang cocok dengan atlet-atlet Indonesia. "Kita sudah telanjur mengikuti paket akomodasi dan konsumsi yang disiapkan oleh panitia," kata Albert lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.