Sepanjang sesi uji coba pramusim, Espargaro memunculkan harapan baru bahwa persaingan MotoGP musim ini tak akan mutlak dikuasai motor pabrikan. Finis keempat pada seri pertama di Qatar, Maret lalu, makin menguatkan tekad Espargaro untuk mengejar podium.
Namun, setelah GP Spanyol akhir pekan lalu, fakta baru mulai disadari pebalap Spanyol tersebut. Sistem elektronik motor kelas open tak akan pernah bisa menyaingi motor factory. Espargaro finis ketujuh di Sirkuit Jerez, hanya tertinggal setengah detik dari pembalap yang finis kelima, tetapi beselisih 26 detik dari pebalap yang naik podium.
"Kami harus melupakan podium karena ketika balapan sistem elektronik kami tidak sama dengan yang dipakai pebalap facotry. Ini adalah batas maksimal saya dan saya tidak bisa memaksanya lagi," kata Espargaro.
"Ini bukan hanya soal kecepatan dan akselerasi, tetapi juga elektronik. Saya tahu bahwa di beberapa sirkuit berikutnya kami bisa cepat, tetapi akan sangat sulit untuk finis podium," lanjutnya.
Mulai musim ini, MotoGP menggunakan ECU (electronic control unit) yang diproduksi Magneti Marelli. Bedanya, motor di kelas open harus memakai paket lengkap (hardware dan software), sementara tim pabrikan bisa memakai software sendiri.
Mulai musim 2016, semua tim akan memakai ECU yang sama (hardware dan software). Pebalap juga akan memakai ban dari produsen baru menyusul mundurnya Bridgestone pada akhir musim 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.