Ubaya Putra tampil sebagai juara setelah menundukkan Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta dengan skor 76-45 di final.
Kemenangan tim putra tersebut seperti menjadi obat atas kegagalan yang dialami putri Ubaya, yang ditundukkan Unair 49-65 pada laga final sebelumnya.
Duel Ubaya dengan UEU juga berjalan ketat dan cenderung keras. Permainan ngotot dan agresif sama-sama diperlihatkan kedua kubu. Ubaya yang dimotori oleh Yericho Tuasela langsung menggebrak dan memimpin dalam pengumpulan poin. Mereka berhasil menutup kuarter awal ini dengan keunggulan 20-14.
Namun, "The Swans" yang menjadi julukan UEU tidak menyerah. Mereka bangkit dan memperkecil ketertinggalan. Dengan strategi fast break, Suhandi dan kawan-kawan berhasil menyusul dan membalikkan skor menjadi 32-29 pada akhir kuarter dua. Kondisi itu terus dipertahankan sampai akhir kuarter tiga dalam kedudukan 51-48.
Pada kuarter empat atau akhir, tim Ubaya yang ditangani pelatih Wellyanto bermain lebih menekan lewat lemparan bola di bawah jaring. Hasilnya efektif, mereka sukses menyamakan kedudukan 53-53 pada pertengahan awal kuarter empat.
Ubaya yang pada awalnya sempat kedodoran berhasil bangkit sekaligus mempertahankan keunggulan yang mereka rebut pada kuarter terakhir dan menutup pertandingan dalam kedudukan 74-65 untuk memastikan diri tampil sebagai juara.
Yericho Tuasela dan Ardi menjadi pencetak poin tertinggi bagi Ubaya yang masing-masing mengemas 19 dan 15 poin. Sedangkan dari UEU, tiga pemain mereka, yaitu Freddy Bachtiar, Dewah Wiratno, dan Suhandi, sama-sama mencetak 10 poin bagi tim mereka.
Pelatih Ubaya Wellyanto mengaku bahwa cedera yang dialami pemainnya itu sempat menjatuhkan mental anak asuhnya. Namun, mereka berhasil segera bangkit dan mengejar sekaligus membalikkan kedudukan. “Secara mental, para pemain juga mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan tersebut,” ujarnya.
Dari kubu UEU, faktor tidak adanya big men di kubu mereka menjadi salah satu penyebab kekalahan ini. ”Ketiadaan big men menjadi penyebab utama kekalahan kali ini,” kata asisten pelatih UEU, Abrizalt.
Meski begitu, dirinya mengaku tidak terlalu kecewa karena hasil yang dicapai tahun ini lebih baik daripada keikutsertaan mereka tahun lalu. “Tahun lalu kami peringkat keempat dan sekarang ada di nomor dua. Ini adalah peningkatan,” tandasnya. (*/)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.