Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2013, 08:52 WIB
NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Bidikan para srikandi Indonesia akhirnya menghasilkan emas dari lapangan panahan di kompleks olahraga Wunna Theikdi, Naypyidaw, Myanmar, Selasa (17/12). Dua emas kemarin memperbaiki kegagalan pada sehari sebelumnya.

Salah satu andalan Indonesia Ika Yuliana Rochmawati tampil membaik setelah sehari sebelumnya hanya meraih perunggu karena salah memprediksi angin. Bersama Titik Kusumawardani dan Diananda Choirunisa, Ika menyumbangkan emas pertama dari lapangan panahan di nomor recurve beregu putri.

Ika dan kawan-kawan, yang mendapat bye di babak pertama, melaju ke final setelah mengalahkan Thailand dengan skor tipis 206-202. Di final, mereka berhadapan dengan Vietnam, lawan yang juga mereka kalahkan pada SEA Games 2011.

Dalam pertarungan melawan Vietnam, di mana para pemanahnya harus melepas anak panah dari jarak 70 meter, trio srikadi Indonesia mampu memperoleh nilai 212 dari 24 anak panah yang dilepaskan. Adapun tim lawan hanya mengumpulkan 200 angka.

Sehari sebelumnya, Ika dan Titik harus mengakui keunggulan pemanah Singapura, Chan Jing Ru, di nomor perseorangan. Ika bahkan tersingkir di semifinal dan harus berebut perunggu dengan atlet Vietnam. Sementara Titik meraih perak.

"Pada nomor recurve putri yang dipertandingkan di Olimpiade ini, Indonesia memang merupakan kekuatan utama di Asia Tenggara. Sayang, target meraih emas meleset dari nomor individu," tutur I Nyoman Budiana, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) kepada wartawan Kompas, Korano Nicolash LMS.

Semula, PB Perpani menargetkan emas dari recurve putri disapu bersih atlet-atlet Indonesia. Mereka bahkan berharap terjadi final sesama Indonesia, antara Titik dan Ika di nomor perseorangan. Akan tetapi, target meleset, emas pun gagal dipertahankan.

Emas Ika-Titik-Diananda jadi penyemangat bagi trio pemanah putri lainnya, yaitu Rona Siska Sari, Sri Ranti, dan Dellie Threesyadinda yang tampil sore hari. Mereka bertarung di nomor compound beregu putri.

Unggul tipis

Suasana menegangkan pada nomor yang harus melepas anak panah dari jarak 50 meter ini sebenarnya terjadi ketika Indonesia berhadapan dengan Myanmar di semifinal. Rona dan kawan-kawan hanya unggul satu nilai, 219-218. Tak pelak, kubu Indonesia pun bersorak.

Laga di final melawan Thailand bisa dikatakan sebagai antiklimaks. Rona-Sri-Dellie tidak mendapat perlawanan berat. Mereka unggul cukup jauh, 217-208.

Perolehan dua emas pada hari terakhir cabang panahan kemarin membuat perolehan emas Indonesia menurun dibandingkan dengan SEA Games 2011. Dua tahun lalu, para pemanah Indonesia menjadi juara umum dengan perolehan empat emas, mengungguli Myanmar dengan tiga emas dan para pemanah Malaysia yang prestasinya telah mencapai tingkat dunia dengan perolehan dua emas.

Persaingan yang semakin ketat membuat PB Perpani menurunkan target dibandingkan empat emas di SEA Games 2011, yaitu tiga emas. Akan tetapi, target itu pun gagal diperoleh.

Sebanyak 10 emas yang diperebutkan terbagi cukup merata kepada tujuh peserta cabang tersebut. Indonesia, Vietnam, dan Malaysia masing-masing merebut dua emas. Empat emas lain terbagi kepada Myanmar, Singapura, Laos, dan Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com