Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulai, Pembuka Emas Indonesia

Kompas.com - 12/12/2013, 12:22 WIB
NAY PYI TAW, KOMPAS.com - Tiga hari berturut-turut sejak Sabtu (7/12), Achmad Hulaefi menerima kalungan medali di Stadion Tertutup A Wunna Theikdi, Naypyidaw, Myanmar. Dua kali prosesi pengalungan medali itu diikuti pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”.

Dua emas dan satu perak yang diperoleh atlet wushu dengan nama sapaan Ulai ini melampaui target. Sebelum bertolak ke Myanmar, Ulai menetapkan target bagi dirinya sendiri, yaitu satu emas.

Medali pertama diperoleh Ulai, Sabtu lalu, yaitu perak dari changquan atau jurus tangan kosong. Minggu, Ulai memperoleh nilai tertinggi ketika tampil dalam gunshu atau jurus toya. Keping emas ini sekaligus menjadi emas pembuka kontingen Indonesia.

Keesokan harinya, emas kedua didapat dari daoshu atau jurus golok. "Saya tidak menduga bisa memperoleh tiga medali sekaligus. Dari Jakarta, saya hanya menargetkan satu emas saja, yaitu pada nomor golok yang memang merupakan jurus andalan saya," komentar Ulai yang spesialis untuk nomor taolu (peragaan jurus) ini.

Atlet yang mulai berlatih wushu secara serius untuk memburu prestasi pada tahun 2000 ini punya kelebihan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, yaitu kecepatan dan tenaga. Dampaknya, Ulai bisa memperoleh nilai tinggi meski jurus yang dimainkan adalah jurus standar dengan gerakan yang sederhana.

Menurut salah satu pelatih wushu, Sandri Liong, gerakan dalam nomor taolu harus dilatih terus-menerus. Mengetahui dan membawakan suatu jurus saja tidak cukup. Seorang atlet wushu akan terlihat punya kelebihan dalam menampilkan "tarian" di lapangan ketika memahami karakter dari jurus bersangkutan.

Dari satu gerakan ke gerakan lain harus mengalir agar tercipta keindahan, sekaligus memiliki kecepatan dan kekuatan. "Ulai memiliki kelebihan di situ karena dia berlatih terus-menerus. Kalau dia berhenti berlatih sesaat saja, pasti akan disusul atlet lainnya," tutur Sandri.

Ulai mengatakan, kepercayaan dirinya muncul setelah dia mendapat medali perak pada jurus tangan kosong, termasuk ketika menggunakan toya yang bukan jurus spesialisasinya. "Kalau medali emas untuk golok, saya memang sudah yakin bisa mendapatkannya," kata Ulai.

Hasil tersebut diperoleh pegawai negeri sipil Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta Selatan itu melalui persiapan panjang dan keras. Bersama rekan-rekannya di pemusatan latihan nasional (pelatnas) wushu, Ulai berlatih lima hingga enam jam per hari.

Proses latihan yang biasanya berlangsung di sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, itu diselingi pula latihan selama lima bulan di China. Di sana, Ulai dan rekan-rekannya berlatih dalam suhu udara sekitar 10 derajat celsius. "Ketika suhu mencapai 10 derajat celsius, kami tidak berani latihan energik, takut otot robek," ungkapnya.

Selain pelatih, atas prestasinya itu, Ulai berterima kasih kepada Pengurus Besar Persatuan Wushu Indonesia yang dalam keterbatasannya memberikan kesempatan berlatih hingga ke China. "Dengan pengurus yang tidak memikirkan pamrih, kami sebagai atlet tampil all out karena prestasi kami sudah pasti menjadi kebanggaan negara, orangtua, termasuk kebanggaan pengurus," ujarnya.

Bantu orangtua

Kerja keras memang bisa menjadi salah satu jaminan meraih prestasi tertinggi. Demi keluarga, Ulai yang merupakan anak pertama dari lima bersaudara rela bekerja keras, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berlatih. "Saat ini, pikiran saya adalah bagaimana bisa membantu orangtua karena ibu saya hanya ibu rumah tangga, sedangkan ayah saya bisnisnya tidak tentu," katanya.

Ketika pelatnas tak berlangsung, Ulai tetap sibuk. Dia bekerja sambil menyelesaikan kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta. Beruntung, atasannya di kantor mengerti kesibukan pria yang hobi bermain sepak bola ini.

"Jadi, saya ke kantor lebih banyak untuk absen. Setelah itu ke Senayan untuk mengasah diri lagi. Jadi, sementara ini enggak ada waktu untuk memikirkan pacaran atau membuang waktu luang," katanya.

Kerja keras Ulai sudah berbuah. Dua medali emas dan satu medali perak di Naypyidaw menambah koleksi medali yang juga dia peroleh di SEA Games dua tahun lalu. (korano nicolash LMS dari Naypyidaw)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Badminton
Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

Timnas Indonesia
Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com