Semula, tim balap sepeda Merah Putih bersikukuh memegang aturan tentang cabang olahraga dalam buku panduan. Mengacu hal itu, Indonesia berhak memberangkatkan 38 pebalap dan itulah yang disiapkan. Namun, bab aturan lomba membatasi setiap kontingen sebanyak 26 atlet.
Beberapa hari lalu, Indonesia tak bisa bertahan dan terpaksa hanya memberangkatkan 14 putra dan 12 putri. Artinya, ada 10 atlet yang dicoret dari daftar tim. Meski begitu, dari 13 nomor lomba jalan raya, sepeda gunung, dan BMX, Indonesia tetap mengincar enam emas.
Para pengurus dan pelatih tim sepeda khawatir, peraturan yang berubah-ubah disebabkan Myanmar tidak ingin balap sepeda Indonesia kembali jadi juara umum. Sejak ikut SEA Games 1977, Indonesia selalu mendominasi cabang yang mengandalkan kombinasi daya tahan, kekuatan, juga keterampilan itu. Terakhir, di SEA Games 2011, balap sepeda mengoleksi 12 dari 20 emas yang tersedia.
Menurut pelatih kepala pelatnas balap sepeda Wahyudi Hidayat, dalam peta kekuatan balap sepeda Asia Tenggara, hanya beberapa negara yang mampu bicara di kancah Asia dan dunia. Malaysia serta Thailand dengan pebalap trek dan jalan rayanya aktif mengikuti seri Piala Dunia dan kejuaraan level Asia.
Adapun pebalap sepeda gunung dan jalan raya Indonesia diperhitungkan di tingkat Asia. Sementara pebalap BMX kita punya pengalaman internasional tersendiri. Mereka telah berlatih di bawah asuhan pelatih dunia di pusat pelatihan balap sepeda di Swiss. ”Sisanya, Filipina di jalan raya dan BMX. Filipina kuat di BMX karena memiliki pebalap naturalisasi dari AS,” ujar Wahyudi.
Mengacu ”peta” itu, Myanmar yang juga ingin mendapatkan emas mengatur pembatasan meski Konfederasi Balap Sepeda Asia sudah mengingatkan, pembatasan jumlah atlet melanggar regulasi Persatuan Balap Sepeda Internasional.
Akan tetapi, Myanmar punya kartu as, kebijakan yang diambil telah disepakati Komite Olimpiade SEA Games (SEAGOC). Yang jelas, Wahyudi memastikan, postur tim Indonesia yang terpangkas bukan masalah. ”Kita tak boleh ragu. Mau dikeroyok Malaysia, Thailand, Filipina, atau Myanmar? Ayo saja. Kami sudah siap,” ujar Wahyudi. (HLN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.