Pebasket 35 tahun tersebut membandingkan dirinya dengan Mayweather, petinju profesional Amerika Serikat, dalam sebuah wawancara dengan majalah Sports Illustrated. "Mungkin permainan saya akan menjadi tidak terlalu spektakuler, jadi lebih lambat, atau mungkin saya akan kehilangan kecepatan. Tapi saya ingin selalu punya pilihan lain," kata Bryant.
"Seperti Floyd Mayweather di atas ring. Selalu ada alasan dia masih berada di puncak setelah bertahun-tahun. Dia petinju yang paling hebat sepanjang masa. Dia bisa melakukan berbagai gaya dengan berbagai tempo. Dia bisa melemparkan pukulan cepat atau sebaliknya dan dia juga bisa menyerang lawan dari sudut yang aneh," terangnya.
Petinju berusia 36 tahun tersebut memang belum terkalahkan selama 45 pertarungan dalam kariernya sebagai petinju profesional. Sementara Bryant yang masih dalam pemulihan cedera tendon achilles dan lutut kanan, dikatakan telah mencapai penghujung karier di dunia basket profesional.
"Ini adalah yang terakhir," kata Bryant. "Buku ini (karier Kobe Bryant) akan segera menutup. Saya hanya belum bisa memastikan berapa banyak halaman yang tersisa."
Sejak mendapat cedera pada 12 April lalu, Bryant mengaku tak yakin memiliki kemampuan untuk kembali ke puncak. "Saya memiliki keraguan diri. Saya merasa tidak aman. Saya takut gagal. Saya memiliki malam saat turun ke lapangan dan merasa ingin mengatakan 'punggung saya sakit', 'kaki saya sakit', atau 'lutut saya sakit', padahal tidak. saya hanya ingin bersantai."
"Kita semua memang memiliki keraguan diri. Kamu tidak bisa menyangkalnya, tetapi kamu juga tidak ingin menyerah karena itu. Kamu menerimanya sehingga bisa mencapai puncak (setelah melewatinya)," tutup Bryant.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.