Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dasar Pemecahan Setiap Rekor Olahraga

Kompas.com - 30/09/2013, 16:27 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada kebiasaan yang sama antara perenang nasional Triady Fauzi Sidiq dan legenda renang Richard Sam Bera dalam menggapai ambisi mereka di dunia renang.

Triady memecahkan rekor nasional Richard Sam Bera nomor 100 meter gaya bebas di ajang Islamic Solidarity Games III, pekan lalu. Aji mencatat waktu 50.42 detik dan mempertajam catatan waktu Richard (50.80 detik) yang diciptakan di SEA Games 2001.

Catatan waktu—apalagi suatu rekor—adalah kebanggaan terbesar seorang atlet renang, selain medali dan gelar-gelar juara. Karena itu, setiap kali rekor —apalagi yang sudah puluhan tahun—dipecahkan, pertanyaan tipikal selalu diterima pemegang rekor: "Bagaimana perasaan Anda?"

Richard menanggapi pertanyaan tersebut dengan jawaban yang multi-interpretatif, "Ha-ha-ha-ha." Kemudian, keluar jawaban yang sebenarnya juga sudah bisa ditebak: "Tentu senang karena berarti ada regenerasi, ada penerus yang lebih baik di dunia renang."

Triady pun menjawab keberhasilannya membuat rekor baru tersebut dengan jawaban yang tipikal, "Tentu senang. Ini impian saya sejak lama."

Meski terdengar klise, jawaban Triady menyiratkan sesuatu yang menjadi pegangan dasar atlet-atlet renang sejati. Mereka berenang bukan sekadar untuk suatu gelar dan hadiah. Mereka berenang dan berlomba untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Mengubah rekor lama dengan rekor baru.

Richard Sam Bera mengawali kiprahnya di tingkat nasional di usia yang cukup lanjut, 16 tahun. Pada kelompok usia awal (10-15 tahun), Richard sama sekali tak dianggap di tingkat nasional. Ia bahkan kemudian sempat memilih bulu tangkis sebagai olahraga utama.

"Ketika sudah memutuskan memilih renang, saya harus konsisten. Masalahnya waktu itu kan saya ketinggalan jauh dengan atlet-atlet yang memang sudah  jago saat di kelompok usia awal," kata Richard.

Namun, satu hal yang dipegang oleh Richard yang disadarinya juga dipegang oleh atlet-atlet renang lainnya. Mereka berlomba bukan hanya untuk menjadi nomor satu, melainkan juga mencatat waktu yang semakin cepat.

"Saya hanya mengikuti jalur perenang nomor satu saat itu. Ditahan-tahan saja walaupun saya di belakangnya selama beberapa tahun. Tapi olahraga, apalagi renang, adalah never-ending business. Suatu saat lawan kita tidak siap, dia jatuh. Saat itulah saya yakin dia akan sulit untuk mengejar saya," kata Richard.

Ketika sudah menjadi perenang utama, Richard memfokuskan targetnya untuk mencetak rekor nasional (rekornas). Ia menjalani latihan dan gaya hidup yang ekstra disiplin saat tinggal di Amerika. "Makanan kita jaga, latihan fisik lebih smart, disesuaikan dengan usia," kata Richard. Hasilnya, ia mencetak rekornas 100 meter gaya bebas pada 2001 di usia 30 tahun.

Sementara itu, Triady mencetak rekornas itu di usia 23 tahun. Namun, jalan perjuangannya hampir serupa dengan Richard. Pada usia 16-an, ia berada di bawah bayang-bayang atlet seniornya. Ia hanya bersabar untuk membayangi lawannya tersebut sampai suatu saat ia mampu menjadi perenang terdepan.

Seusai memecahkan rekornas 100 meter gaya bebas, Triady mengaku sangat senang. "Memecahkan rekornas Richard (Sam Bera) memang merupakan keinginan saya sejak lama. Saya juga mempersiapkan diri secara keras untuk itu," kata Triady.

Meski begitu, ada kesamaan situasional pada saat Triady dan Richard menciptakan rekornas 100 meter gaya bebas itu. Keduanya mencatat waktu terbaik ini saat tampil sebagai perenang pertama untuk nomor estafet 4 x 100 meter.

"Bagi atlet renang, nomor estafet memang memberi suasana berbeda. Ini saatnya kita sebagai atlet individual menjadi bagian dalam perjuangan bersama anggota satu tim. Ada rasa senang, khawatir, dan tentunya tanggung jawab untuk tampil maksimal," kata Richard. "Biasanya kami tampil lebih lepas dan habis-habisan."


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com