Lebih lanjut, dijelaskan Tono, penggalangan dana untuk atlet tersebut karena keterbatasan APBN. "Bantuan langsung kepada atlet, bukan kepada KONI. KONI itu hanya mengawasi saja," tegasnya.
Kerja sama ini, diutarakan Tono, diharapkan tidak hanya dari BUMN, tetapi juga swasta diharapkan ikut berpartisipasi demi meningkatkan prestasi atlet Indonesia ketika berlaga di ajang olahraga internasional. "Dengan cara ini, saya berani meyakini bahwa setiap event internasional, prestasi atlet Indonesia bisa lebih bagus. Bahkan, saya berharap besar dapat mempertahankan juara umum SEA Games," tegas Tono.
Sementara itu, Staf Khusus Kementerian BUMN Bagus Sumbogo mengatakan, program bantuan BUMN kepada atlet sudah pernah ada, yaitu yang dialokasikan langsung ke pengurus daerah (pengda) masing-masing cabang olahraga. "Bantuan langsung kepada pengurus besar cabang olahraga, yang sudah dilaksanakan ketika BUMN masih dipimpin Menteri BUMN Mustafa Abubakar," ujar Bagus.
Ia menjelaskan, BUMN sebagai entitas bisnis tentu ingin juga prestasi olahraga atlet Indonesia bisa berbicara di tingkat dunia. "BUMN itu harus rela berkorban demi nama besar Indonesia," tegasnya.
Meski demikian ia menambahkan, tidak semua BUMN ikut berpartisipasi karena keterbatasan pendanaan masing-masing. "Ada BUMN yang untungnya besar, tapi ada juga BUMN yang sehari-harinya hidupnya juga susah. Jadi, harap maklum kalau saat ini tidak semua BUMN berpartisipasi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.