SEMARANG, Kompas.com - Mantan bintang tenis putri Indonesia Yayuk Basuki merasa prihatin dengan perkembangan olahraga di Indonesia saat ini.
"Terus terang saya merasa prihatin dengan perkembangan olahraga nasiona saat ini, karena untuk ’berbicara’ di tingkat Asia Tenggara saja kita merasa kesulitan, apalagi di tingkat yang lebih tinggi," kata Yayuk Basuki di Semarang, Minggu.
Menurut dia, dulu olahraga Indonesia sangat disegani di tingkat Asia Tenggara, bahkan tingkatan yang lebih tinggi lagi. Bahkan negara-negara Asia Tenggara belajar kepada Indonesia.
Tetapi, kata Yayuk yang pernah menempati peringkat 19 dunia pada 1997 itu, sekarang ini mereka justru meninggalkan Indonesia. "Makanya saya sebagai mantan olahragawan memiliki kewajiban untuk kembali memajukan olahraga di Indonesia," kata Yayuk yang akan maju sebagai calon anggota legislatif melalui Partai Amanat Nasional (PAN).
"Saya dan Kresna Bayu (judo) memiliki visi yang sama dengan PAN untuk memajukan olahraga di Tanah Air," katanya.
Ketika ditanya kunci untuk memajukan kembali olahraga Indonesia, menurut Yayuk yang juga empat kali meraih medali emas SEA Games (1986, 1990, 1994, dan 1998) tersebut, kuncinya adalah peran dari orangtua.
Menurut Yayuk yang pernah masuk delapan besar Olimpiade 1992 Barcelona tersebut, dirinya masih merasa yakin bahwa melalui olahraga bisa memberikan jaminan masa depan kepada atlet yang bersangkutan. "Sebagai atlet kita masih bisa memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu setinggi mungkin yang bisa dijadikan bekal jika sudah tidak menjadi atlet," kata mantan petenis kelahiran Yogyakarta 30 November 1970 tersebut.
Yayuk Basuki resmi pensiun sebagai atlet profesional pada 1999 meskipun masih sempat membela Indonesia dalam berbagai event internasional seperti Olimpiade 2000 dan kini tetap menekuni dunia yang telah membesarkan namanya.
"Saya sekarang ini tercatat sebagai sebagai anggota komisi pelatih pada badan tenis dunia (ITF) 2011-2013 dan sekarang juga mengelola petenis muda dalam wadah ’Yayuk Basuki Tenis Akademi," katanya.
Bahkan pada Asian Games 2010 Guangzhou juga bertindak sebagai "non playing captain" bagi tim tenis Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.