Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sofbol, Sarat Prestasi Kurang Publikasi

Kompas.com - 29/03/2013, 20:45 WIB

JAKARTA, Kompas.com -- Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Bisbol dan Sofbol Seluruh Indonesia (Perbasasi) DKI Jakarta Syahrir Nawir menyayangkan kurangnya perhatian media terhadap perkembangan cabang olahraga sofbol di Indonesia.
    
"Ya saya menyayangkan kurangnya perhatian media, itu betul, mengingat olahraga ini kurang populer tidak seperti sepak bola misalnya, maka mungkin kami tidak menjadi prioritas," kata Nawir, Jumat.
    
Nawir juga mengaku perkembangan cabang olahraga sofbol belum beranjak dari komunitas-komunitas tertentu saja yang memberi perhatian. "Terus terang memang olahraga ini cenderung bersifat olahraga komunitas, maka dari itu yang perhatian ya mereka-mereka saja," ujar dia.

Meski demikian, Nawir mengatakan keadaan tersebut cukup ironis mengingat sofbol menjadi satu-satunya cabang olahraga beregu yang mampu membawa nama Indonesia ke kejuaraan tingkat dunia. "Memang cukup ironis ya, karena kemarin kita ikut di Kejuaraan Dunia Sofbol di Selandia Baru. Sofbol satu-satunya cabang olahraga beregu dari Indonesia yang mampu ikut kejuaraan dunia," kata Nawir.
    
Indonesia mengikuti Kejuaraan Dunia Sofbol di nomor putra di Auckland, Selandia Baru pada 1-10 Maret 2013.

 Meskipun gagal mendapatkan satu kemenanganpun dalam tujuh pertandingan, keikutsertaan tersebut bukan untuk pertama kalinya bagi Indonesia, setelah sebelumnya juga ambil bagian di Kejuaraan Dunia Sofbol 2009 di Saskatoon, Kanada serta debut mereka 21 tahun silam saat lolos ke Kejuaraan Dunia Sofbol 1992 di Manila, Filipina.
    
Senada dengan Nawir, mantan "catcher" tim nasional Kanada Pat Humphries -yang berkunjung untuk menggelar "coaching clinic" bersama mantan "pitcher" timnas Kanada Jeff Farion kepada sejumlah atlet sofbol lokal- juga menyampaikan keprihatinannya atas rendahnya perhatian sofbol baik di seluruh dunia pada umumnya atapun di Indonesia khususnya.
    
Humphries juga mengaku masalah serupa juga dialami dirinya bersama Farion di tanah air mereka. "Kami di Kanada juga demikian, tidak ada perhatian media, sehingga seringkali sulit untuk mencari sponsor ketika ada kejuaraan-kejuaraan tertentu," ujar Humphries.

Menanggapi hal itu Nawir menyebutkan bahwa ia juga kesulitan mencari sponsor untuk kejuaraan-kejuaraan sofbol maupun bisbol di Indonesia. "Sekarang mereka yang di Kanada punya liga profesional saja masih agak kesulitan untuk diliput media, bagaimana di Indonesia yang liga profesionalnya tidak berjalan?," ujar Nawir.
    
"Terus kalau media tidak mau ambil kita juga jelasnya akan kesulitan untuk mencari sponsor," kata dia menambahkan.
    
Nawir menjelaskan bahwa untuk sofbol timnas Indonesia putra berada di peringkat yang cukup baik yaitu di kisaran posisi 15 atau 16 dunia, sementara untuk putri berada di peringkat enam Asia.
    
Nawir juga sempat menyampaikan mimpinya melihat timnas sofbol Indonesia baik putra maupun putri dapat mengalahkan timnas Filipina. "Saya masih bertanya-tanya kapan kita bisa mengalahkan Filipina," ujar Nawir.

Sejak Rabu (27/3) hingga Minggu (31/3) di Lapangan Sofbol/Bisbol Senayan masih dilangsungkan Kejuaraan Sofbol Giants Cup V yang mempertandingkan 16 tim di nomor U-25 putra dan lima tim di nomor terbuka putri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com