Petenis Ancam Boikot, Panitia Naikkan Hadiah

SYDNEY, KOMPAS.com - Turnamen Grand Slam Australia Terbuka 2013 akan menjadi turnamen termahal setelah panitia memastikan hadiah total turnamen ini adalah 31,1 juta dolar atau sekitar Rp 297 miliar.

Meningkatnya hadiah ini sebagai respon ancaman boikot para petenis yang menginginkan pembagian hadiah yang lebih besar.

Direktur Eksekutif Tenis Australia, Steve Wood, mengatakan kenaikan hadiah sebesar hampir Rp  40 miliar itu dibanding tahun lalu membuat Australia Terbuka menjadi turnamen dengan peningkatan hadiah paling besar.

"Kami dengan bangga mengumumkan peningkatan hadiah uang ini," kata Wood, Selasa (2/10/2012).

"Kami kini memimpin dalam hal hadiah uang untuk para atlet handal ini. Kami juga ingin memastikan Australia Terbuka  akan terus berkontribusi dalam peningkatan pendapatan bagi para petenis profesional ini," papar Wood.

Pada Agustus lalu, para petenis putra yang tergabung dalam ATP menyatakan akan memboikot Australia Terbuka Januari mendatang.

Ancaman boikot ini dilakukan karena para petenis itu menginginkan persentase hadiah lebih besar bagi mereka.

Salah satu isu permintaan kenaikan hadiah ini adalah nasib para petenis berperingkat rendah yang harus tersingkir di babak-babak awal turnamen.

Tahun lalu, para petenis yang gugur di babak awal ini mengantungi hadiah 20.800 dolar Australia atau sekitar Rp 208 juta.

Tetapi hadiah itu tak cukup bagi mereka yang harus membiayai sendiri perjalanan turnamen dari satu negara ke negara lainnya.

Pemain seperti ini sulit sekali menggaet sponsor yang signifikan yang dapat membantu pengembangan karir mereka.

Wood mengatakan organisasinya akan mencari masukan lebih banyak terkait distribusi hadiah yang lebih memadai.

"Kami juga mendukung peningkatan kompensasi bagi para petenis peringkat rendah," tegas Wood.