Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perenang 15 Tahun Ini Tak Percaya Bisa Sabet Emas

Kompas.com - 31/07/2012, 20:11 WIB
Tabita Diela

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Beberapa minggu yang lalu, Ruta Meilutyte sedang duduk bersama teman sekelasnya di Perguruan Tinggi Plymouth. Senin (30/7/2012) malam, gadis berusia 15 tahun ini adalah seorang pemenang olimpiade.

Perenang asal Lithuania, yang diajarkan dan dilatih di sebuah sekolah menengah di Inggris, mendapatkan kemenangannya di final cabang olahraga renang nomor 100 meter gaya dada.

Tidak ada yang menanti kemenangan Meilutyte, apalagi mengharapkan masuknya Meilutyte ke babak final. Bahkan, ia sendiri terkejut dengan kesuksesannya. Remaja ini tertangkap kamera ketika ia tengah menutup mulut dengan kedua tangannya saat melihat papan skor dan melihat sendiri pencapaiannya.

Ketika BBC mendekati Meilutyte untuk mendapatkan wawancara di sisi kolam, ia yang tengah gugup memberitahukan kepada perenang Inggris yang telah pensiun Sharron Davies, "Saya tidak dapat mempercayainya. Ini terlalu berlebihan bagi saya. Saya tidak dapat mempercayainya."

Perenang berusia 15 tahun ini tidak hanya menjadi perenang pertama dari negaranya yang memenangi medali olimpiade, tetapi ia meraih medali dalam kondisi yang luar biasa.

Perlombaan yang baru saja ia lalui mengalami kesalahan teknis. Ketika para perenang sudah bersiap dan berusaha menenangkan ketegangannya sebelum meluncur di kolam renang, perlombaan ditunda lantaran senjata api yang menandakan dimulainya perlombaan meletus sebelum aba-aba diucapkan.

Atlet renang Amerika Breeja Larson mulai menyelam ketika senjata berbunyi, tetapi ia tetap diperbolehkan mengikuti lomba.

Meilutyte memimpin perlombaan, tetapi ia harus bertahan dari kejaran atlet Amerika, Rebecca Soni, yang telah menjadi langganan juara dunia pada event tersebut.

Soni yang sudah memiliki lebih banyak pengalaman mampu mempercepat lajunya pada beberapa ayuhan terakhir. Namun, Meilutyte tetap tenang dan ia menjadi yang pertama menaruh tangannya di dinding dengan catatan waktu satu menit dan 05,47 detik.

Soni berada di posisi kedua dengan catatan waktu 1:05.55 detik dan perenang Jepang, Satomi Suzuki, finis di urutan ketiga dengan catatan waktu 1:06,46. Atlet renang asal Australia, Leisel Jones, pemenang bertahan olimpiade yang memenangkan medali perak pada Olimpiade Sydney 2000 pada umurnya yang ke-15, finis pada urutan kelima pada pertandingan olimpiade keempat dan terakhirnya ini.

Satu-satunya orang yang tidak terkejut dengan kemenangan Meilutyte adalah pelatihnya, Jon Rudd. Sebelum malam final, Rudd yang mendeskripsikan anak didiknya sebagai "manusia super", mengatakan kepada Plymouth Herald,

"Satu-satunya batas yang mampu ia capai adalah dirinya sendiri. Ada banyak anak gadis lain di luar sana yang memiliki banyak pengalaman dan membawa pengalaman mereka ke final. Tapi apa yang Ruta bawa adalah keremajaan dan semangat. Ia tidak khawatir dengan reputasi. Ia telah meraih ambisinya dengan sampai pada semifinal."

Ruta Meilutyte yang berasal dari Lithuania pindah ke Inggris pada usianya yang ke-12. Ia berlatih di tempat yang sama dengan penyelam Inggris, Tom Daley dan Tonia Couch.

"Dia bersekolah di sebuah sekolah Inggris, berenang untuk klub Inggris, memiliki seorang pelatih Inggris, jadi dia adalah cerita yang menarik bagi Inggris," ujar pelatihnya di klub renang Plymouth Leader.

"Seharusnya kita begitu bangga padanya. Dia adalah seorang produk negara kita. Saya harap orang Inggris di seluruh negara ini mendukungnya, dia seharusnya menjadi orang Inggris-adopsi kami."

Dengan segala dukungan dari Inggris yang ia terima, Meilutyte tidak berpikir untuk mengganti kewarganegaraannya. Ia mendapatkan beasiswa untuk mempelajari renang di Perguruan Tinggi Plymouth dengan biaya dari Komite Olimpiade Lithuania.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com