Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honda Mengkritik, Pedrosa Mengelak

Kompas.com - 14/09/2011, 22:03 WIB

KOMPAS.com - Pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa, menepis kritikan mengejutkan yang dilontarkan manajemen Honda senior, yang yakin bahwa pebalap Spanyol tersebut memainkan peran penting dalam kegagalannya memperebutkan gelar juara dunia MotoGP 2011. Pernyataan tersebut merujuk kepada kecelakaan di Le Mans, Perancis, yang membuat Pedrosa patah tulang selangka kanan.

Pada GP Perancis, Pedrosa bersaing ketat dengan pebalap Gresini Honda, Marco Simoncelli, dalam perebutan posisi nomor dua. Tetapi, mereka bersenggolan ketika memasuki tikungan. Insiden yang kontroversial itu menyebabkan Pedrosa cedera, sehingga dia harus absen dalam tiga seri selanjutnya, yang membuat peluangnya untuk merengkuh gelar juara dunia menjadi tertutup.

Berdasarkan hasil investigasi panitia perlombaan, Simoncelli bersalah karena gaya membalapnya terlalu agresif. Si jabrik asal Italia tersebut dinilai melakukan manuver ilegal, karena menyalip dari sisi luar, sehingga senggolan tak terhindarkan.

Meskipun demikian, kubu Honda menilai Pedrosa juga ceroboh. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, wakil presiden HRC, Shuhei Nakamoto, mengatakan bahwa Pedrosa terlalu nekat bertarung dengan "Super Sic", yang tampil kesetanan.

Menurut bos Jepang itu, Pedrosa tidak seharusnya terlibat perang dengan Simoncelli, yang jelas lebih cepat dalam balapan tersebut. Sebab, seorang pebalap yang sedang berjuang untuk mengejar gelar juara dunia, seharusnya tampil lebih cerdas dengan tidak melakukan kesalahan seperti itu. Apalagi, seandainya membiarkan Simoncelli berada di peringkat dua, Pedrosa masih tetap memimpin klasemen sementara, meskipun finis di posisi tiga.

Menanggapi pernyataan itu, Pedrosa hanya mengatakan: "Nakamoto tidak mengatakan apapun seperti itu kepada saya, tetapi pendapat saya tentang apa yang terjadi tidak akan berubah."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com