Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Kontainer untuk Tur Eropa

Kompas.com - 28/06/2011, 22:24 WIB

KOMPAS.com - Tiga truk kontainer berwarna biru berderet di bagian belakang paddock Yamaha pada Sabtu (25/6/11) siang. Kesibukan tampak terlihat jelas, karena sejumlah orang berseragam Yamaha keluar-masuk dari dan ke truk itu. Mereka terus mempersiapkan semua kebutuhan tim, terutama bagi kepentingan dua pebalap andalannya, Jorge Lorenzo dan Ben Spies, yang pada pukul 15.00 waktu setempat akan tampil dalam balapan seri ketujuh di Sirkuit Assen, Belanda.

Tak sembarang orang boleh memasuki kontainer, yang berubah fungsi menjadi rumah tersebut. Hanya para mekanik, ofisial, dan pebalap yang bisa memasuki "lorong" tersebut, yang berada persis di belakang paddock, dengan satu truk bertuliskan nama Lorenzo dan satu truk lainnya tertera nama Spies.

"Truk-truk ini menjadi bagian yang sangat penting bagi tim, ketika tampil di sebuah balapan. Karena, di sana ada semua keperluan tim dan logistik masing-masing pebalap," ujar juru bicara Yamaha MotoGP, Gavin Matheson, ketika menerangkan fungsi keberadaan tiga dari total delapan truk.

"Untuk setiap balapan, ada delapan truk yang akan dibawa, untuk menampung aktivitas 40 orang di tim Yamaha ini. Empat truk akan digunakan untuk hospitality dan empat truk lainnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan racing," tambah Matheson.

"Nah, truk yang tertulis nama pebalap itu berisi semua kebutuhan pebalap yang bersangkutan, sedangkan satu truk lainnya hanya khusus para pejabat tinggi Yamaha seperti Masao Furusawa, dan Nakajima. Satu truk lagi berada di bagian depan (sambil menunjuk letak truk yang berada dekat area balapan). Sementara itu, empat truk lainnya digunakan untuk membangun hospitality, yang menjadi tempat berkumpul dan aktivitas tim secara keseluruhan."

Namun, tak selamanya truk-truk tersebut akan menjadi bagian dari tur Yamaha dalam mengarungi sebuah musim kompetisi MotoGP. Karena, mobil raksasa tersebut hanya akan beroperasi ketika berlangsung balapan di daratan Eropa, termasuk seperti yang terjadi di Assen. Hal yang sama juga terjadi pada tim-tim lain.

"Ketika balapan berlangsung di Asia, Australia atau Amerika, maka truk-truk ini tidak dibawa. Semua keperluan akan dibungkus secara rapi dan dipaketkan ke tempat di mana akan berlangsung balapan. Ini untuk efisiensi biaya," jelas Matheson.

Di dalam truk-truk yang ada persis di belakang paddock, akan terisi spare-part motor setiap pebalap, termasuk motor kedua (setiap pebalap memiliki dua motor). Dengan demikian, jika terjadi kerusakan pada motor, atau perlu melakukan perubahan dalam mengeset "kuda besi" itu, para mekanik tak perlu mencari jauh-jauh karena semuanya sudah tersedia di dalam kontainer. Demikian juga jika harus terjadi penggantian motor.

"Dalam persiapan sebuah balapan, termasuk saat balapan, sering terjadi kecelakaan yang membuat motor mengalami kerusakan. Tim harus bergerak cepat untuk menggantinya. Demikian juga jika harus melakukan perubahan pada sistem elektrik, ataupun penggantian motor," jelas manajer tim, Wilco Zeelenberg.

Pemandangan ini (truk-truk berjejer) tak hanya terjadi di kubu Yamaha. Semua tim akan melakukan hal serupa, karena memang demikian adanya. Mereka harus memiliki hospitality, yang dibangun dengan cara menggabungkan mobil-mobil kontainer (yang dikhususkan untuk hospitality), sehingga sangat nyaman bagi para kru yang ikut mendukung aktivitas tim secara keseluruhan, misalnya ada dapur, tempat makan dan minum, ataupun tempat pertemuan.

Tentu saja, semua ini membutuhkan profesionalisme yang tinggi dari sebuah tim. Jika hanya sekadar jadi penggembira, maka takkan mungkin ada persiapan matang seperti yang dilakukan para kontestan MotoGP. Sebab, dalam sebuah musim, tim akan melakukan perjalanan yang jauh.

"Anda bisa lihat, semuanya harus profesional. Ini akan terjadi di semua seri dan untuk setiap musim," tambah Zeelenberg, yang mengaku pernah membalap di Sentul pada tahun 1997.

"Dalam sebuah musim, tim akan melakukan perjalanan sejauh 180.000 kilometer untuk menyelesaikan tur Eropa, 260.000 kilometer untuk tur Eropa dan Amerika, atau secara keseluruhan, akan menghabiskan waktu 150 hari," tambah Matheson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Liga Indonesia
Hasil Thomas Cup 2024, Anthony Sinisuka Ginting Menang

Hasil Thomas Cup 2024, Anthony Sinisuka Ginting Menang

Badminton
Fakta Menarik Uzbekistan, Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23

Fakta Menarik Uzbekistan, Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Pesan dan Harapan untuk Ernando Ari Jelang Laga Melawan Uzbekistan

Pesan dan Harapan untuk Ernando Ari Jelang Laga Melawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Saat Sikap Berkelas STY Disorot Usai Bawa Indonesia Singkirkan Korsel...

Saat Sikap Berkelas STY Disorot Usai Bawa Indonesia Singkirkan Korsel...

Timnas Indonesia
Preview Indonesia Vs Uzbekistan di Mata Pengamat Tanah Air

Preview Indonesia Vs Uzbekistan di Mata Pengamat Tanah Air

Timnas Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Pastikan Indonesia Bekuk Hong Kong

Hasil Piala Uber 2024: Ester Pastikan Indonesia Bekuk Hong Kong

Badminton
Kebahagiaan Gelandang Persib Dedi Kusnandar Menyaksikan Timnas U23

Kebahagiaan Gelandang Persib Dedi Kusnandar Menyaksikan Timnas U23

Timnas Indonesia
Kurniawan Dwi Yulianto Menikmati Perkembangan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Kurniawan Dwi Yulianto Menikmati Perkembangan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Pengamat Australia Sorot Kemenangan Impresif Timnas U23 Indonesia

Pengamat Australia Sorot Kemenangan Impresif Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com