PARIS, KOMPAS.com — Tak selamanya yang cantik selalu jadi idola dan mendapat sambutan hangat dari publik. Hal itu dirasakan petenis Rusia, Maria Sharapova, ketika melawan petenis muda Perancis, Caroline Garcia, pada babak kedua Perancis Terbuka, Kamis (26/5/2011).
Jika biasanya si jelita ini akan selalu dipuji jika menang, maka kali ini Sharapova harus menerima "cibiran" ketika meraih poin. Pasalnya, dia menghadapi pemain masa depan berusia 17 tahun yang merupakan pemain tuan rumah.
Meskipun demikian, karena kematangan dan mental baja yang dimiliki, Sharapova berhasil mengatasi tekanan. Mantan pemain nomor satu dunia tersebut menang 3-6, 6-4, 6-0 atas lawannya yang belum berpengalaman dan merupakan peringkat ke-188 dunia.
Sharapova, yang sebentar lagi dipersunting pebasket Rusia, Sasha Vujacic, banyak melakukan kesalahan sendiri pada set pertama, termasuk double fault. Kesempatan tersebut dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Garcia, yang mendapat dukungan penuh dari publik di Roland Garros.
Namun setelah kegagalan tersebut, Sharapova bisa bangkit dalam dua set selanjutnya. Peraih tiga gelar grand slam (Australia Terbuka 2008, Amerika Terbuka 2006, dan Wimbledon 2004) tersebut bisa melibas idola baru Perancis tersebut.
Seusai pertandingan, Sharapova yang akan bertemu petenis Taiwan, Yun Jan Chan, memuji penampilan Garcia. Dia mengaku sangat terkejut dengan kualitas pemain muda tersebut. Namun, faktor pengalaman yang membuat Sharapova bisa membalikkan keadaan untuk menang.
Sayang, kemenangannya kali ini tak mendapat sambutan meriah seperti biasanya. Si cantik berambut pirang ini malah disoraki. Walau demikian, Sharapova tetap memberikan senyuman dan lambaian tangan sebagai tanda terima kasih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.