Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lotus vs Lotus Tidak Kunjung Usai

Kompas.com - 20/02/2011, 23:33 WIB

KUALA LUMPUR, Kompas.com - Kemungkinan penyelesaian  di luar pengadilan atas sengketa hak penggunaan nama Lotus tampaknya semakin sulit tercapai, hal itu karena pihak-pihak yang bersengketa, yaitu pabrik mobil Malaysia Proton dan konglomerat penerbangan Tony Fernandes sejauh ini masih tetap bersikukuh dengan pendirian mereka masing-masing.
   
Jika sengketa ini terus berlarut-larut maka diperkirakan akan ada dua tim Formula Satu yang akan memakai nama yang hampir sama di lintasan F1 musim ini.
   
Sengketa ini juga merupakan sumber masalah tambahan bagi para boss F1 yang saat ini masih dipusingkan dengan gonjang-ganjing politik di Bahrain, tempat dimana pembukaan musim balap F1 akan dilakukan pada minggu kedua bulan Maret.
   
Perusahaan mobil Malaysia, Proton, yang memiliki saham pengendali di Lotus Group mengklaim bahwa hanya mereka sendiri yang memiliki hak untuk menggunakan nama Lotus di tim yang mereka sponsori, Proton Lotus Renault GP.
   
Sementara pemilik perusahaan penerbangan Air Asia Tony Fernandes juga bersikeras bahwa ia juga berhak untuk mencantumkan nama Lotus di tim yang ia miliki, Team Lotus atau 1MRT.

Karena kasus ini dijadwalkan akan disidangkan di pengadilan Tinggi London pada 21 Maret mendatang, kedua belah pihak yang bersengketa, yang juga sama-sama dari Malaysia, diharapkan dapat mencapai kesepakatan di luar pengadilan dengan baik sebelum tanggal itu.
   
Tetapi jika tidak maka "Proton Renault Lotus tim GP" terpaksa harus berbaris di grid bersama-sama dengan "Tim Lotus" di lintasan sirkuit Bahrain Maret nanti.
   
Direktur Utama Proton Grup, Syed Zainal Abidin Tahir, mengatakan bahwa Fernandes meminta ganti rugi sebesar 37 juta pound (60 juta dolar AS) sebagai imbalan untuk melepaskan nama Lotus dari timnya, "sementara pihak Proton hanya bersedia membayar lima juta pound," katanya.
   
Setelah absen selama 16 tahun, nama Lotus yang bersejarah itu kembali ke Formula Satu musim lalu di bawah bendera Fernandes, pemilik perusahaan penerbangan murah Malaysia, AirAsia.
   
Lotus adalah nama yang identik dengan F1, mereka adalah tim yang menghasilkan juara-juara dunia F1 pada tahun 1960-an dan 1970-an, seperti Jim Clark dan Graham Hill.
    
Tetapi pada September lalu Proton memutuskan lisensi Fernandes atas Lotus dan memaksanya untuk tidak lagi menggunakan nama Lotus di tim Lotus Racing dan memintanya untuk tidak turun sebagai Tim Lotus musim ini.
   
Fernandes dan dua rekan Malaysia lainnya membeli hak untuk menggunakan nama Tim Lotus dari David Hunt, adik dari almarhum James Hunt, juara dunia FI tahun 1976.
   
Pada Desember lalu Grup Lotus, yang berbasis di Inggris, mengambil alih mayoritas saham tim Renault untuk musim ini, dan mengubah nama tim itu menjadi Lotus Renault GP. "Nilai penyelesaian yang kami usulkan adalah lima juta pound, yang sepadan dengan perkiraan nilai pembelian nama Lotus oleh pihak Fernandez," kata Syed Zainal.
   
"Proton dan Lotus Grup tidak bisa dimintai pertanggung jawaban atas kesalahan mereka (Team Lotus) dalam berinvestasi dengan nama Lotus," katanya sembari menambahkan bahwa Lotus Grup dan Proton berharap perselisihan dapat diselesaikan sesegera mungkin demi kepentingan olahraga. "Jadi kita tetap terbuka untuk proposal yang masuk akal dan dapat diterima," tambahnya Syed Zainal.

Fernandes, yang pernah mengatakan bahwa kasus itu dapat membuat sponsor menjauh dari timnya, baru-baru ini mengatakan bahwa ia telah menolak tawaran enam juta pound untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. "Tentu saja saya ingin masalah ini selesai, tetapi nilai yang ditawarkan oleh Proton hanya enam juta pound. Nilai segitu sama saja dengan membuat bankrut perusahaan saya, kami tentu tidak bisa menerimanya," kata Fernandes kepada AFP.
   
Fernandes yang merupakan seorang penggemar berat masa-masa kejayaan Lotus mengatakan bahwa ia juga tetap terbuka untuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan.Tetapi seiring dengan mendekatnya jadwal sidang Pengadilan dan musim balapan 2011 penyelesaian seperti itu agaknya sulit untuk diwujudkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Timnas Indonesia
Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Badminton
Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com