Taufik akan berebut gelar juara dengan pemain Malaysia, Lee Chong Wei, setelah mengalahkan rekan senegaranya, Sony Dwi Kuncoro, di semifinal, Sabtu, dalam pertandingan dua game langsung, 21-17, 21-14. Sementara Chong Wei mengalahkan pemain China, Chen Jin, 21-15, 22-20.
Wakil Indonesia lainnya di semifinal, pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan, harus mengakui ketangguhan
Taufik, yang diunggulkan di tempat kelima, sebelumnya telah enam kali menjadi juara pada turnamen berhadiah total 250.000 dollar AS ini, yakni tahun 1999, 2000, 2002-2004, dan 2006. Taufik berbagi gelar terbanyak dengan seniornya, Ardy B Wiranata, yang mendominasi dekade 1990-an dengan menjadi juara enam kali pada tahun 1990-1992, 1994, 1995, dan 1997.
Untuk itulah, Taufik tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tampil di final meski harus melawan Chong Wei yang telah dua kali mengalahkannya pada tahun ini, di All England dan Swiss Super Series, Maret lalu. Apalagi, pemain yang dilatih Mulyo Handoyo ini bisa menang dalam partai semifinal melawan Sony dengan cepat.
”Saya tidak menduga bisa menang dua game melawan Sony. Pertandingan hari ini justru berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan perempat final,” kata Taufik yang bermain melawan Sony hanya dalam waktu 47 menit. Sehari sebelumnya, partai Taufik melawan Peter Gade (Denmark) berlangsung selama
Kedua pemain tampil hati-hati di awal game pertama dan banyak membuat kesalahan sendiri. Namun, pertahanan ketat Taufik dikombinasikan dengan keunggulan di depan net membuat Sony kewalahan mengimbangi permainan seniornya itu.
Taufik mengatakan, kunci kemenangannya atas Sony adalah menguasai permainan net. Hal yang sama dikatakan Sony, yang merupakan juara bertahan. ”Permainan net Taufik sangat bagus. Semua pukulan saya bisa diantisipasinya. Dalam kondisi seperti ini, saya kesulitan bermain maksimal,” kata Sony.
Bagi Taufik, penampilannya di final hari ini menjadi yang kedua setelah berstatus sebagai pemain nonpelatnas setelah menjadi juara di India Grand Prix Gold. Atas statusnya tersebut, Taufik pun berkali-kali mendapat pertanyaan tentang perbedaan bermain sebagai pemain pelatnas dan nonpelatnas. ”Sekarang saya bermain untuk diri sendiri. Menang untuk sendiri, kalah juga untuk sendiri,” ujar Taufik.
Pada semifinal tunggal putra lainnya, Chong Wei berhasil mengatasi perlawanan Chen Jin meski berada dalam tekanan karena teriakan penonton Indonesia. Tekanan ini pula yang harus dihadapi Chong Wei hari ini, apalagi melawan Taufik yang akan didukung penuh penonton di Istora.