Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atlet Catur Cilik Israel Hadapi Diskriminasi

Kompas.com - 14/06/2019, 22:43 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

MAMIA, Kompas.com - Atlet catur cilik Israel yang baru berusia 8 tahun, Or Shatil menjadi juara dua pada  kejuaraan sekolah catir Eropa yang berlan gsung du Mamia, Romania pekan lalu.

Shatil mengalahkan pecatur Azerbaijan, Ismayilova Khanim  yang sebelumnya tak pernah kalah.  Meski memegang bidak hitam, ia mampu mengatasi lawannya yang mendapat keuntungan dengan memegang bidak putih.

Kemenangan Shatil dianggap penting karena berdasar pengalaman, atlet asal Israel kerap mendapat perlakuan berbeda dari peserta negara lain.

Seperti yang terjadi di kejuaraan catur Terbuka Grenke di Jerman, April lalu. Juara assl Iran yang baru berusia 15 tahun, Alireza Firouzja  menolak untuk menghadapi atlet catur asal Israel, Ariel Erenberg.

Pada Juli 2018, atlet anak-anak asal Israel, Liel Levitan yang baru berusia 7 tahun ditolak untuk ikut serta dalam kejuaraan dunia catur di Tunisia berkaitan dengan status kewarganegaraannya.

Kemudian pada Januari lalu, atlet catur Iran, Aryan Gholami  membuang kesempatan mendapatkan hadiah 10.000 dolar AS karena menolak bertanding dengan atlet Israel, Ariel Erenberg di Rilton Cup yang berlangsung di Swedia.

Gholami mengungkap kepada laman catur Swedia, Schack.se bahwa ia tak memiliki masalah apa pun dengan atlet asal Israel tersebut.  "Tetapi kalau saya memaksakan diri menghadapi dia, akibatnya akan buruk buat saya."

Menghadapi atlet Israel memang akan berakibat buruk buat atlet asal Iran, seperti yang dialami atlet Borna Derakhsani pada 2017. Atlet berusia 14 tahun tersebut mendapat sanski larangan bertanding seumur hidup dari federasi catur nasional karena sempat bertanding melawan atlet Israel.

Menyadari banyaknya risiko diskriminasi yang dihadapi, seorang atlet catur Israel, Lior Aizenberg memprakarsai Kejuaraan Dunia Catur alternatif.  Semua peserta berasal dari seluruh dunia termasuk dari negara-negara Arab dan diundang ke Israel untuk bertanding tanpa diskriminasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com