Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Sudirman, Kalah pada 2 Nomor Tunggal Jadi Alasan Jepang Gagal Juara

Kompas.com - 26/05/2019, 23:03 WIB
Aloysius Gonsaga AE

Penulis

Sumber BolaSport

KOMPAS.com - Jepang gagal mewujudkan asa meraih geelar pertama Piala Sudirman. Ambisi mereka dijegal China yang menang 3-0 dalam partai final, Minggu (26/5/2019).

Hasil ini tentu saja sangat mengecewakan karena Jepang datang dengan menyandang status sebagai unggulan teratas turnamen beregu campuran tersebut.

Diprediksi bakal berlangsung alot, laga yang digelar di Guangxi Sports Center Gymnasium, Nanning, China, itu justru berakhir dengan lebih cepat.

Baca Juga: China Juara Piala Sudirman 2019 Setelah Kalahkan Jepang

Meski tetap menyuguhkan laga ketat yang menarik, tetapi final Piala Sudirman 2019 itu harus tuntas hanya dalam tiga partai.

China sukses melakukan aksi sapu bersih berkat kemenangan pada nomor ganda putra, tunggal putri dan tunggal putra. Dua partai lainnya, ganda putri dan ganda campuran, tak perlu dimainkan lagi.

Dengan hasil itu, Shi Yuqi dkk berhak menjadi juara Piala Sudirman 2019 yang juga merupakan gelar ke-11 China pada turnamen dua tahunan tersebut.

Mengenai hasil yang seolah antiklimaks, Park Joo-bong memiliki komentar tersendiri. Pria asal Korea Selatan yang merupakan pelatih kepala timnas Jepan ini mengatakan, kegagalan mengamankan dua nomor tunggal menjadi faktor utama.

Pebulu tangkis Jepang, Akane Yamaguchi, mengembalikan kok pemain India, Saina Nehwal, pada laga final Tiongkok Terbuka (China Open) di Fuzhou, Minggu (16/11/2014).AFP PHOTO/CHINA OUT Pebulu tangkis Jepang, Akane Yamaguchi, mengembalikan kok pemain India, Saina Nehwal, pada laga final Tiongkok Terbuka (China Open) di Fuzhou, Minggu (16/11/2014).

Park Joo-bong berpendapat bahwa seharusnya Akane Yamaguchi (tunggal putri) dan Kento Momota (tunggal putra) bisa tampil lebih baik.

"Yamaguchi sudah unggul 11-6 (pada gim ketiga) tetapi dia tak mampu melanjutkan keunggulannya. Itu sebuah kesalahan besar," kata Park Joo-bong dikutip BolaSport dari laman BWF.

Sedangkan untuk Momota, dia menyebut stamina tunggal putra nomor satu dunia itu sudah terkuras karena hampir selalu dimainkan selama ajang ini (kecuali laga perdana).

Terlebih, Kento Momota yang mendapat perlawanan alot dari Anthony Sinisuka Ginting dalam laga semifinal, Sabtu (25/5/2019) malam. Ini membuat Momota tak mendapat waktu istirahat yang cukup.

"Kento bermain bagus pada gim pertama tetapi mulai melambat pada gim kedua. Dia hampir selalu bermain untuk kami, kecuali pada laga perdana," ujarnya.

"Dia tidak mendapat waktu istirahat yang cukup setelah laga kemarin (Sabtu) yang berakhir larut. Dia mencoba meningkatkan tempo tetapi tidak bisa," tutur Park Joo-bong memungkasi.

Baca Juga: Piala Sudirman 2019, Anthony Ginting Dikalahkan Kento Momota

Sementara itu, suasana hati yang berbeda dapat dirasakan dari komentar salah satu pelatih China, Xia Xuanze. Dia menyebut keberhasilan China menjadi juara Piala Sudirman 2019 tak lepas dari evaluasi yang sudah mereka lakukan.

Menurut pria 40 tahun ini, China sudah banyak belajar dari kekalahan yang mereka rasakan dari Korea Selatan pada final Piala Sudirman 2017.

"Kami telah menyiapkan diri untuk menghadapi semua skenario. Ini di luar dugaan karena kami bisa menang 3-0," ujar Xia Xuanze.

"Sejak gagal di Piala Sudirman 2017, kami mempelajari kelemahan dan kekuatan kami. Kami mendapat banyak pengalaman dan itu membawa kami meraih kesuksesan hari ini," katanya. (Doddy Wiratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BolaSport
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com