JAKARTA, Kompas.com - Saat masih menjadi ketua umum PB PRSI, Sandiaga Uno pernah hampir saja terkena mosi tidak percaya dari Pengprov anggota sebelum akhirnya mengundurkan diri karena akan mengajukan diri sebagai calon Wakil Gubernur DKI.
Sandiaga melepas jabatannya menjelang berlangsungnya Munas PB PRSI pada 30 September 2016. Sandiaga menyebut ia mengembalikan mandat yang diembbnnya sebenranya hingga 1 April 2017. Saat itu Ia menampik anggapan percepatan munas dilakukan karena ada mosi tidak percaya dari anggota PB PRSI dan akan dilakukan konferensi luar biasa (KLB) karena tidak peduli pada PRSI provinsi dan macetnya program-program pembinaan dan kejuaraan.
Kemerosotan prestrsi renang Indonesia di masa kepengurusan Sandiaga Uno mencapai puncaknya saat cabang renang hanya mempersembahkan 1 medali emas lewat nomor renang dan nomor renang indah serta polo air menyumbang medali perak pada SEA Games 2015 di Singapura. Ini jauh merosot ketimbang dua tahun sebelumnya di Naypyitaw, Myanmar 2013 saat renang/akuatik masih mampu merebut 5 emas 6 perak 4 perunggu.
Untungnya, Munas PB PRSI 2016 memutuskan Anindya Novyan Bakrie sebagai ketua umum organisasi olahraga akuatik itu untuk periode 2016-2020. Munculnya nama Anindya Bakrie bukan secara tiba-tiba. Seperti juga munculnya nama Sandaiaga Uno saat menggantikan Hilmi Panigoro pada 2013, nama Anindya pun tampaknya memang sduah didekati oleh pihak Sandiaga untuk menggantikan dirinya untuk memimpin PB PRSI 2016-2020.
Di masa Anindya, prestasi cabang akuatik di ajang SEA Games 2017 membaik dibanding 2015. Indonesia mampu merebut 4 medali emas, 11 perak dan 10 perunggu. Sayangnya pada pementasan Asian Games di Jakarta pada 2018, cabang renang gagal mewujudkan target untuk memecahkan rekor paceklik medali yang sudah dirasakan sejak Asian Games Beijing 1990.
Anindya Bakrie mengaku para atlet Indonesia memang kekurangan jam terbang dengan kurangnya frekuensi berlatih dan bertanding di luar negeri. Ia mengakui minimnya dana yang ada pada PB PFRSI menjadi kesulitan utama pihaknya untuk mengirimkan para atlet keluar negeri untuk berlatih atau pun bertanding. "Kami akan mencoba meyakinkan pihak pemerintah tentang pentingnya uji coba dan pemusatan latihan di luar negeri," kata Anindya saat bertemu wartawan di Jakarta, bulan lalu.
Seperti yang dialami para atlet nasional yang rencananya akan mengikuti Singapore National Age Group Swimming Championships 2019, 19-24 Maret ini. Telah diagendakan lama, bahkan para atlet sudah mendaftarakan nomor yang akan mereka ikuti. Sayangnya, dua pekan lalu beredar pemeberitahuan bahwa keikutsertaan dibatalkan karena tiadanya dana pihak PB PRSI. Para atlet yang tetap berminat akan melakukan uji coba dapat melakukannya secara swadaya alias biaya sendiri.
"Pihak pengurus berharap kondisi normal yang akan tercipta suai proses Pemilu serentak pada 17 April akan mendorong semua pihak untuk berkonsentrasi kembali pada target penegambagan olahraga. "Kami dituntut juga pada ajang SEA Games di Filipina pada akhir 2019 ini, cabang renang akan berani memunculkan para atlet muda yang akan menjadi tim utama pada ajang-ajang besar pada dekade 2020-an nanti," kata Anindya lagi.
Selain aktif di olahraga renang, bersama pengusaha Erick Thohir, Anindya Bakrie juga menjadi pemilik klub sepakbola Liga Satu Inggris, Oxford United.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.