JAKARTA, KOMPAS.com - Shooting guard Bogor Siliwangi, Daniel Wenas, turut angkat bicara soal sanksi yang diterima Indra Muhammad dan Yerikho Chrisphor Tuasela dari Pacific Caesar Surabaya.
Menurut Daniel, sanksi dari Pacific Caesar kepada Indra dan Yerikho berupa larangan beraktivitas di berbagai kegiatan basket selama tiga tahun adalah keputusan yang tidak bijak.
Daniel berpendapat bahwa keputusan Pacific Caesar tersebut bisa mematikan karier Indra dan Yerikho yang dinilai punya prospek cerah bagi dunia basket nasional.
Baca juga: 2 Pemain Pacific Caesar Dilarang Ikut Kegiatan Basket Selama 3 Tahun
Pacific Caesar sendiri menjatuhkan sanksi tersebut karena Indra dan Yerikho dinilai telah melakukan tindakan indisipliner, yakni mengikuti suatu event tanpa persetujuan dari tim.
"Indra itu salah satu aset negara, lho, apalagi dia calon pemain tim nasional. Musim ini dia main bagus dan berpotensi memperkuat Indonesia pada SEA Games 2019," ujar Daniel kepada Kompas.com pada Rabu (27/2/2019).
"Indra dan Yerikho memang salah, tetapi bukan hal yang mencederai sportivitas, misalnya seperti match fixing, memakai narkotika, dan lain-lain. Sebagai pebasket profesional, wajar ada tawaran dari luar lapangan," ucap dia menambahkan.
Untuk persoalan ini, kata Daniel, pihak Pacific Caesar seharusnya bisa berbicara baik-baik dengan pemainnya. Terlebih lagi, status klub adalah PT (Perseroan Terbatas).
"IBL itu kan semua timnya berbentuk PT. Jadinya kan profesional. Tentu harus ada teguran lisan terlebih dulu. Di kontrak saya pun ada seperti itu," tutur Daniel.
"Nah, kalau di Pacific tidak ada peraturan seperti itu (teguran lisan), berarti kontraknya enggak sesuai standar yang seharusnya. Harus ada surat peringatan. Kalau asal sanksi tiga tahun itu saya pikir keputusan sepihak," ucapnya.
Daniel mengaku sudah berkomunikasi dengan Indra terkait perkara sanksi tiga tahun ini. Ia mendorong Indra untuk terus memperjuangkan masa depannya di basket.
Pacific Caesar menjatuhkan sanksi kepada Indra dan Yerikho berdasarkan Surat Keterangan Skorsing nomor 01/PCF//SKS/25/II/2019 yang dikeluarkan tanggal 26 Februari 2019.
Surat itu ditembuskan pula kepada PP Perbasi, IBL Indonesia, dan sembilan klub peserta IBL lainnya.
Direktur Utama Pacific Irsan Pribadi Susanto menyatakan, Indra dan Yerikho mengikuti sebuah kegiatan dari salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tulungagung, Jawa Timur, tanpa persetujuan klub.
"(Mereka) Melanggar peraturan tim, mengikuti event tanpa persetujuan dari tim walaupun sudah diinformasikan tidak dapat izin," ujar Irsan saat dihubungi Selasa (26/2/2019) kemarin.
Baca juga: Sani Rizki Fauzi, Pelecut Kemenangan Timnas U-22 Indonesia
"Mereka dapat undangan event dari SMA di Tulungagung. Kami sudah balas surat undangannya dan menjelaskan bahwa kami sedang fokus persiapan play-off," ucap Irsan.
Tanpa Indra dan Yerikho, Irsan mengaku tetap optimistis mengarungi babak pertama play-off IBL Pertamax 2018-2019 di Batam.
Hingga saat ini, baik Indra maupun Yerikho masih belum bisa dimintai keterangan terkait sanksi yang mereka terima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.