PRAGUE, Kompas.com - Juara dua kali Wimbledon, Petra Kvitova mengaku masih mengingat mata pelaku penodongan dengan pisau yang telah menyayat jari tangannya pada Desember 2016 lalu.
Kvitova memberi kesaksian pada siang yang berlangsung di Republik Ceko, Selasa (05/02/2019) pada ruang yang terpisah dengan terdakwa. Ia mengaku mengenali mata si pelaku saat polisi menyodorkan foto wajah tersangka. "Saat melihat fotonya, saya yakin dia pelakunya. Saya ingat matanya," kata Kvitova.
Dalam peristiwa tersebut, Kvitova mengalami beberapa cedera tersayat pada jari-jari tangannya saat ia berusaha menyingkirkan pisau yang ditodongkan ke lehernya. Namun ia kemudian pulih dan kembali ke lapangan pada Mei 2017 dan puncaknya adalah lolos ke final Australian Open 2019, Januari lalu.
Dalam kesaksiannya, Kvitova mengingat seorang pria berusia 33 tahun datang ke rumahnya dan mengaku sebagai teknisi untuk memeriksa sistem air panas di rumahnya, "Dia meminta saya untuk mematikan sistem pemanas air di rumah. Saat itu ia menodongkan pisau ke leher saya. Saya kemudian mencengkeram pisau tersebut dan menariknya. "etelah menarik pisau itu, saya terjatuh dan saya melihat darah berceceran di mana-mana."
Saat itu Kvitova berusaha meraih ponsel miliknya namun dicegah oleh pelaku. Kvitova menanyakan berapa uang yang diinginkan oleh si pelaku. Pria tersebut kemudian mengambil 10.000 crown milik Kvitova (sekitar 6.1 juta rupiah) dan keluar.
Meski saat itu tak merasakan sakit, Kvitova mengaku terkejut melihat darah yang berceceran. "Semua jari tangan kiri saya teriris. Sampai sekarang saya masih merasakan kebas di daerah antara jempol dan telunjuk saya," lanjut Kvitova.
Jika terbukti bersalah, si tersangka terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara. Ia pernah dipenjara selama 2,5 tahun dalam kasus berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.