Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KONI DKI Minta Cabor Mendukung Ambisi Menjadi Juara Umum PON 2020

Kompas.com - 19/12/2018, 17:36 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - KONI DKI meminta para pengurus cabor untuk memaksimalkan potensi atlet untuk merebut ambisi besar merebut kembali gelar juara umum pada Pekan Olahraga Nasional 2020 di Papua.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum KONI DKI, Djamhuron kepada media saat acara pemberian piagam penghargaan kepada para atlet DKI penyumbang medali saat memperkuat kontingen Indonesia pada Asian Games 2018, Agustus lalu.

Menurut Djamhuron, ambisi untuk kembali sebagai juara umum sudah diberikan oleh Pemprov DKI di bawah Gubernur Anies Baswedan. Ini berarti mengembalikan posisi DKI seperti pada saat PON 2012 di Pekanbaru, Riau.

Sementara pada PON 2016 di Bandung, Jawa Barat, kontingen DKI terpuruk di peringkat ketiga digeser tuan rumah Jawa Barat dan kontingen Jawa Timur.  Jabar di tempat pertama dengan 217 emas, 157 perak dan 157 perunggu, disusul jatim dengan  132 emas, 138 perak dan 134 perunggu. Sementara DKI di tempat ketiga dengan 132 emas, 124 perak dan 118 perunggu.

"Kepengurusan KONI DKI sudah mencanangkan ambisi untuk juara umum dan kami telah memperkirakan akan mampu merebut 125 medali emas di Papua," kata Djamhuron.

Untuk memenuhi ambisi ini, KONI DKI merencanakan Pelatda mulai 2019 dengan mengambil tempat di dalam dan luar negeri. Sementara untuk beberapa cabang yang potensi mendulang emas, akan diprioritaskan untuk mendatangkan pelatih asing.

Soal pemilihan atket, pihak KONI meminta pengurus induk olahraga untuk lebih berhati-hati dan mengedepankan transparansi. "Sasaran utama kita tetap PON. Bahwa ada atlet yang disiapkan buat ajang yang lain seperti PON Remaja atau pun Popnas, boleh-boleh saja. Tetapi bisa saja penunjukannya insidental, artinya membuka peluang buat atlet di luar pelatda," kata Djamhuron lagi.

Bahkan untuk skuad PON pun kesempatan atklet di luar Pelatda untuk bergabung tetap terbuka berdasar parameter prestasi. "pokoknya persaingan masih akan ketata sampai saatnya entry by name, tiga bulan sebelum pelaksanaan PON," lanjutnya.

Djamhuron menunjuk pada  kasus cabor akuatik. "Secara prestasi di tingkat nasional atlet DKI kan terbilang bagus, meski kurang bagus di Asian Games lalu. Karena itu mengambil pelatih asing juga akan menjadi pertimbangan kami."

Menurut Djamhuron, transparansi diperlukan agar semua atlet yang berangkat ke Papua dapat dipertanggungjawabkan secara prestasi. "Biar semua yang berangkat, termasuk pengurus, pelatih dan atlet memiliki tanggungjawab sebagai wakil daerah," katanya lagi.

Pada PON XIX/2016 lalu, cabang renang di bawah kepengurusan Rudy Bunyamin Ramto  memperoleh 7 medali emas, 12 perak dan 8 perunggu. Sekarang di bawah kepengurusan Erwin Eka Kurniawan, renang DKI tampaknya masih akan mengandalkan muka-muka lama seperti I Gde SIman Sudartawa, Gagarin Nathaniel, AA Istri Kania Ratih yang harus bersaing dengan atlet-atlet nasional di kontingen Jawa Barat seperti Triady Fauzi, Fadlan Prawira dan Ricky Anggawijaya serta Jawa Timur yang mengandalkan Ressa Kania Dewi atau Riau dengan andalan Azzahra Permatahani dan Vanessa Evato.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com