LONDON, Kompas.com - Petinju Filipina, Manny Pacquiao yakin ia akan melakukan pertarungan dengan Floyd Mayweather Jr pada 2019 mendatang sebagai ulangan mega tarung mereka pada 2015 lalu.
Pacquiao, 39, mengungkap hal ini usai jadi pembicara di Oxford University, Inggris. Menurut dia, pertarungan ulang ini sepatutnya dilakukan sebelum keduanya memutuskan pensiun dari dunia tinju.
Mayweather Jr mengalahkan Pacquiao dengan angka saat keduanya bertemu di Las Vegas pada Mei 2015. Pertarungan tersebut menjadi pertarungan termahal sepanjang sejarah tinju profesional.
Pacquiao akan menghadapi Adrien Broner pada Januari 2019, sementara Mayweather Jr baru saja menandatangani kontrak untuk menghadapi kickboxer asal Jepang, Tenshin Nasukawa pada malam tahun baru 31 Desember 2018.
"Kemungkinan (pertarungan) itu sangat besar karena Floyd telah kembali ke atas ring," kata Pacquiao. Mayweather terakhir kali naik ring saat mengalahkan petarung bebas asal Irlandia, Conor McGregor pada Agustus 2017 untuk mencatat rekor 50-0.
"Ia bertarung pada Desember, saya di bulan Januari. Jadi besar kemungkinan tahun depan kita akan membicarakan kemungkinan pertarungan ulang," kata Pacquiao.
"Pertarungan kedua kami akan menentukan siapa yang pantas menang. Pada pertemuan pertama ia dinyatakan menang padahal tidak pernah memukul saya. Apalagi saya mengalami cedera bahu. Tetapi kali ini, tidak akan ada alasan lagi," lanjut Pacquiao.
Tampilnya Pacquiao sebagai pembicara di forum ilmiah di Oxford mendapat kecaman dari sebagian masyarakat Filipina. Ia dituduh memanfaatkan momentum tersebut untuk kampanye dirinya yang berambisi mengikuti pemilihan Presiden Filipina pada 2022.
"Dalam pidatonya, Tuan Pacquiao menyebut mereka yang terlibat praktik homoseksual itu (kelakuannya) lebih buruk daripada binatang," demikian protes dari kelompok masyarakat Filipina tersebut.