Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keajaiban Olahraga di Tangan Atlet Disabilitas

Kompas.com - 09/10/2018, 01:09 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis


JAKARTA, Kompas.com - Ajang Asian Para Games 2018 di Jakarta menunjukkan kepada sebagai besar penonton bahwa di tangan para atlet difabel, olah raga  justru semakin menunjukkan keajaibannya.

Harus diakui sebagian besar penonton yang menyaksikan pertandingan Asian Para Games adalah mereka yang masih terbawa eforia Asian Games 2018. Mereka ingin  mendukung para atlet Indonesia tanpa memanadang laga tanding saat ini berbeda jauh dengan Asian Games, terutama dari segi publisitas.

Tetapi para penonton nasionalis yang datang ke stadion renang Gelora Bung Karno Senayan disuguhi  pemandangan yang lebih dari sekadar  persaingan antarnegara atau adu hebat antara para atlet serta pelatih negara masing-masing.

Mereka juga disuguhkan pemandangan menakjubkan tentang indahnya olahraga dan bagaimana perkasa dan gigihnya manusia untuk  mengatasi kendala yang mereka hadapi untuk menguasai olahraga tersebut.

Atlet puteri, Syuci Indriani merebut medali meas pertama tim renang APG 2018Tjahjo Sasongko/Kompas.com Atlet puteri, Syuci Indriani merebut medali meas pertama tim renang APG 2018

Bagaimana tidak mencengangkan melihat  gaya punggung dalam olahraga renang dapat  dimenangi oleh seorang atlet yang tak memiliki kedua belah tangan. Padahal teknik gaya punggung sangat menitikberatkan pada putaran tangan di samping kayuhan kaki untuk dapat bergerak maju. Tetapi atlet tanpa tangan ini mampu  melaju untuk menempuh jarak 50 meter dalam waktu kisaran 1 menit.

Kita pasti membayangkan bagaimana atlet tanpa tangan tersebut bisa  menguasai teknik renang dalam gaya punggung, berani tampil dan bahkan berlomba untuk ajang sekelas Asian Para Games? Tentunya butuh  orang kuat untuk mampu memotivasi si atlet tersebut.

"Kuncinya adalah memahami psikologis dan kebiasaan atlet," kata pelatih timnas Indonesia, Bhima Kautsar di kolam renang GBK Senayan, Senin (08/10/2018). "Anak-anak ini memiliki dunia yang berbeda dengan kita dalam pandangan mereka. Jadi kita harus  mencoba berbicara dengan bahasa yang mereka mengerti dan tidak memaksakan bahasa yang kita mengerti.

Bhima baru saja mengantar anak asuhnya, Syuci Indriani merebut medali emas pertama buat tim renang Indonesia di nomor 100 meter gaya dada SB14. Syuci mencatat waktu 01:23.95 dan mengalahkan atlet Jepang, Mai Deguchi yang mencatat waktu 01:23.97 serta atlet Jepang lainnya, Mikika  Serizawa dengan catatan waktu 01.26.13.

Usai lomba, Syuci menceritakan kepanikannya saat  mengetahui dirinya berkejaran dengan lawannya. "Saya lihat kok dia semakin dekat. jadi saya harus lebih cepat, walau pun gaya saya menjadi berantakan," kata Syuci yang merupakan penyandang tuna grahita.

Hal ini dibenarkan oleh Bhima sang pelatih. "Apa yang kita  katakan pada awal atau sebelum lomba harus disampaikan hati-hati. Kadang bisa diterjemahkan dengan pemahaman mereka yang berbeda. Misalnya saya selalu mengatakan ini adalah lomba jadi kita harus berenang cepat tetapi meningkat secara perlahan-lahan. Begitu kita bilang, kamu berenang yang cepat, maka mereka akan langsung tancap gas dari awal," kata Bhima lagi.

Sementara atlet andalan, Jendi panggabean yang turun di nomor 100 meter gaya bebas S9 (kehilangan satu anggota badan) justru mengganakan nalar dan pengalamannya saat meraih medali perunggu di nomor tersebut. "Ini bukan nomor saya, jadi saya tidak mau memaksa. Lagi pula saya kan bisa tahu dengan catatan waktu terbaik saya, memamng masih di bawah atlet Jepang yang meraih medali emas," kata Jendi.

Jendi Panggabean, andalan tim para renang IndonesiaTjahjo Sasongko/Kompas.com Jendi Panggabean, andalan tim para renang Indonesia

Jendi diharap menjadi penambang medali buat tim Para-renang Indonesia di APG 2018 ini.  Gagal tampil di nomor estafet karena tidak didaftarkan, Jendi mengaku siap tampil di 5 nomor lainnya. Termasuk mencoba memenuhi target medali emas di nomor andalannya di gaya punggung. "Saya no comment soal kegagalan tampil di nomor estafet. Saya hanya ingin tampil terbaik saja untuk memenuhi target cabang renang di Asian Para Games 2018 ini," kata Jedi.

Para renang, Senin (08/10/2018) menambah perolehan medali buat kontingen Indonesia yaitu melalui  Syuci Indriani di nomor 100 meter gaya dada SB14 dengan catatan waktu 01:23,95. Medali perak melalui Aris dengan catatan waktu 01:34.52 di nomor 100 meter gaya dada SB7 dan perunggu oleh Jendi Panggabean di nomor 100 meter gaya bebas S9 dengan catatan waktu 01.01.31.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Liga Indonesia
SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Liga Indonesia
Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bundesliga
Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Liga Spanyol
Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Motogp
Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Liga Indonesia
Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com