KUDUS, Kompas.com - Ajang Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu tangkis 2018 menjadi area pembelajaran buat para pemain muda untuk menggapai impian mereka menjadi juara tingkat dunia.
Seperti yang dialami Kanya Putri Supriadi, pemain muda berusia 9 tahun asal Tasikmalaya. Mengejar cita-citanya untuk menjadi penerus pahlawan olahraga Tasikmalaya, Susy Susanti, Kanya menempuh perjalanan darat selama 12 jam menuju Kudus.
Melewati babak-babak awal dengan dua kemenangan, Kanya harus menerima kekalahan pada pertandingan ketiga, Sabtu (08/09/2018). Yang menyakitkan kekalahan dialami Kanya justru setelah ia unggul 19-11 di gim kedua. Lewat servis satu tangan, lawannya mampu mengejar menjadi menjadi 19-19 sebelum menempatkan perlawanan Kanya 19-21.
Kanya yang sempat mengalami kebingungan di lapangan langsung menghambur dan menangis di pelukan ayahnya, Ateng Supriadi. Sementara pelatihnya, Yadi mencoba merasionalisasikan kekalahan anak didiknya sekaligus membujuknya untuk berhenti menangis.
"Saya ingin sekali berlatih di PB Djarum supaya bisa menjadi Susy Susanti kedua dari Tasikmalaya," kata Kanya yang biasa dipanggil "bule" karena rambutnya yang dicat merah. "Tidak masalah kalau nanti harus berpisah dengan orang tua."
Kanya mengaku tidak mengerti mengapa ia tiba-tiba kehilangan konsentrasi dan harus mengalami kekelahan. "Saya tidak tahu, tiba-tiba semua pukulan saya tidak benar. Ada yang keluar atau menyangkut di net."
Pelatihnya di klub Kurnia Tasikmalaya, Yadi menyebut anak didiknya mengalami tekanan mental yang luar biasa. "Dia terlalu bernafsu untruk menang dan memaksakan rubber game. Ketika usahanya gagal, dia tidak mengubah permainan malah semakin bernafsu. Padahal saya sudah katakan, yang penting kembalikan saja pukulan lawan dan mengambil poin dari kesalahan dia."
Sementara ayah Kanya, Ateng Supriyadi mengaku tinggal menunggu keputusan tentang anaknya dari tim pencari bakat. "Saya sih menyerahkan kepada dia, karena memang dia yang sangat berharap buat menjadi pemain bulu tangkis secara serius. Bahkan bilang mengaku sudah siap untuk berpisah dengan mamanya."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.