Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tan Joe Hok Mengingat Yang Telah Tiada

Kompas.com - 07/09/2018, 15:34 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

KUDUS, Kompas.com - Legenda bulu tangkis, Tan Joe Hok mendapat penghargaan Suoer Legend Award dari Djarum Foundation atas jasanya kepada dunia bulu tangkis Indonesia.

Tan Joe Hok yang telah berusia 81 tahun dianggap berjasa baik sebagai pemain antara 1956-1965. Ia memperkuat Indoensia saat tiga kali merebut Piala Thomas pada 158, 1961, 1964 serta menjadi pemain Indoensia pertama yang menjadi juara All England pada 1959.

"Tan Joe Hok kami anggap sebagai peletak dasar perkembangan  bulu tangkis Indonesia hingga jadi mendunia," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin saat menyerahkan seperangkat televisi Polytron 50 inch, di GOR Jati, Kudus, Kamis (06/09/2018).

Usai menerima penghargaan, Tan Joe Hok kembali bergabung dengan para petinggi PT Djarum, mantan pemain seperti Ivana Lie dan Christian Hadinata serta para pemain aktif seperti Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad dan Kevin Sanjaya Sukamuljo yang juga mendapat penghargaan bonus karena prestasi mereka di Asian Games  2018 lalu.

Kevin yang meraih medali emas mendapatkan bonus Rp 600 juta, Tontowi dan Liliyana yang meraih perunggu mendapat Rp 300 juta.

Namun Joe Hok lebih banyak tenggelam dalam kesendirian di malam yang ramai oleh para peserta audisi umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2018 ini. "Semuanya cepat sekali berlalu. Sudah 60 tahun kalau dihitung dari Piala Thomas 1958 dan 56 tahun bila diukur dari Asian Games 1962," katanya.

Di dua ajang tersebut, Tan Joe Hok mencapai prestasi puncak dengan  membawa pulang Piala Thomas untuk kali pertama ke Indonesia, serta meraih medali emas Asian Games dengan mengalahkan pemain Malaysia, Teh Kew San di Istora Senayan pada 1962.

'Sekarang tinggal saya yang tersisa dari tim Piala Thomas 1958, sementara untuk tim Asian Games 1962, setahu saya pasangan saya saat itu, Liem Tjeng Kian masih hidup. Tetapi kondisinya agak kurang baik," kata Joe Hok yang telah berusia 81 tahun.

Tim Piala Thomas 1958 Indonesia beranggotakan Tan Joe Hok, Ferry Sonneville, Eddy Yusuf, Tan King Gwan, Njoo Kiem Bie, Lie Po Djian dan dipimpin Manajer Olich Solihin.  Sementara skuad Indonesia ke Asian Games 1962 antara lain juga bermaterikan Tan Joe Hok, Ferry Sonneville, Unang AP, Tutang Djamaluddin, Liem Tjeng Kian dll.

"Waktu itu situasinya berbeda dengan masa sekarang.  Pemain sekarang merasa sudah sewajarnya mereka mendaptrkan bonus dari jerih payah mereka saat membela negara. Saat itu saya  terbawa arus besar ideologi nasionalisme yang menganggap perjuagan buat negara harus dilakukan tanpa reserve," kata Joe Hok lagi.

Meski sempat mendapat hadiah sebidang tanah di daerah Menteng Atas, Joe Hok menganggap  bulu tangkis saat itu tidak akan menjamin masa depannya. "Saya tidak ikut Ganefo, November 1963 untuk melanjutkan kuliah di Baylor University, jurusan Premedical Major in Chemistry and Biology. "Karena kalau tidak melanjutkan, saya bisa drop out,"  kata Joe Hok yang mendapat bea siswa untuk studi di AS tersebut.

Namun ia kemudian tetap lebih dikenal melalui dunia bulu tangkis,  dengan antara lain memimpin tim Indonesia merebut Piala Thomas di Kuala Lumpur 1984. Dari kiprahnya itulah ia mendapat pelbagai penghargaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com