KOMPAS.com - Kayak, sejenis olahraga air dengan menggunakan perahu kecil untuk satu atau dua orang adalah jenis olahraga ekstrem yang kian banyak peminatnya.
Kayak, sebagaimana informasi dalam laman bombflow.com , bisa dimainkan di danau, sungai, maupun laut. Dayung yang digunakan dalam permainan kayak memiliki dua buah bilah di setiap ujungnya.
Tujuannya, untuk memberikan jumlah daya dorong agar semakin cepat. Hasilnya, pemain kayak dapat menghemat waktu serta menjaga tenaganya sehingga tidak mudah lelah.
"Seperti juga arung jeram, olahraga ini banyak juga peminatnya," tutur Sherif, Direktur Teknologi Futuready.com pada Senin (6/8/2018).
Lantaran memiliki risiko yang berat, bahkan bisa berujung kematian bagi peminat olahraga ekstrem ini, menurut hemat Sherif, sudah waktunya ada perlindungan dalam bentuk asuransi.
"Bentuknya memang tengah disiapkan untuk ke depannya," tutur Sherif.
Lantas, pada Maret 2018, di Kroya, Jawa Tengah, satu orang guru SMP dan satu orang pemandu tewas di tengah derasnya arus Sungai Serayu. Padahal, keduanya sudah mengenakan perlengkapan keselamatan, tulis laman liputan6.com.
Pada Juni 2018, seorang turis perempuan asal China, meninggal dunia saat tengah menikmati wisata rafting di Banjar Tanggayuda, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Korban, kata polisi, sebagaimana laman viva.co.id juga sudah mengenakan perlengkapan keselamatan.
Berkaitan dengan olahraga pada umumnya, Sherif justru melihat bahwa perlindungan asuransi bagi penonton memiliki peluang untuk berkembang. "Apalagi sekarang, di masa digital," tuturnya.
Saat ini, yang paling lazim adalah perlindungan asuransi yang preminya disematkan menjadi satu dengan harga tiket pertandingan.
Tiket tersebut bisa dibeli dalam jaringan (online) melalui ponsel. "Jadi ini memudahkan," kata Sherif usai membuka pameran produk asuransi yang akan berlangsung sampai dengan 12 Agustus 2018.