Ungkap Korupsi Sepakbola, Jurnalis Terancam Dibunuh

ACCRA, Kompas.com - Seorang jurnalis investigatif Ghana tetap akan melanjutkan reportase tentang korupsi dalam dunia sepakbola meski mendapat ancaman pembunuhan.

Anas Aremeyaw Anas, sang jurnalis, mengaku tidak takut dengan ancaman kematian yang diterimanya. "Saya tidak takut dan tidak terintimidasi. Saya tetap fokus dan tak akan terganggu," kata Anas.

Ia mengaku ingin melanjutkan penyeldikannya terhadap masalah yang menjadi  perhatian rakyat negaranya.

Karya jurnalistik Anas berkaitan dengan korupsi sepakbola di negaranya akan dirilis Rabu (06/06/2018) ini.

Bulan lalu, Presiden Ghana,  Nana Akufo-Addo mengadukan ketua asosiasi sepakbola Ghana, Kwesi Nyantakyi ke polisi dengan tuduhan sering menyalahgunakan nama Persiden dan kantor kepresidenan untuk kepentingannya.
 
Akibatnya, polisi kemudian menginterogiasi Nyantakyi, sebelum kemudian dibebaskan.

Seorang anggota parlemen, Kennedy Agyapong menuduh Anas berlaku korup dan menyebut ia layak untuk dibunuh dan rekan-rekannya kemudian dipukuli.

Namun pimpinan mayoritas di parlemen, Osei Kyei Mensah-Bonsu menyebut sikap Agyapong merupakan urusan pribadi, "Kennedy (Agyapong) bertindak atas nama pribadi dalam menghadapi Anas," kata Mensah-Bonsu.

"Ia telah berkali-kali dinasihati untuk berhati-hati dalam komentarnya tentang Anas Aremyaw Anas dan lebih baik mencari bukti-bukti jika ia ingin menentangnya," lanjut Mensah-Bonsu.

Anas dan timnya kerap mdenerima telepon bernada ancaman verbal atau bahkan ancaman kekerasan fisik. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berkedudukan di New York, "Anas Aremeyaw Anas dan timnya harus bebas untuk melakukan penyelidikan dan melaporkan segala hal yang sesuai dnegna kepentingan masyarakat," kata Koordinator Program Afrika CPJ, Angela Quintal.

lembaga Reporter Without Borders menempatkan Ghana pada peringkat 23 dalam Indeks kebebasan pers sedunia 2018.