KOMPAS.com - Pertarungan antara para pemain bulutangkis Indonesia dan China, khususnya di sektor putra, telah berlangsung sengit dari masa ke masa.
Dua negara ini, sejak dulu dikenal sebagai negara yang memiliki pemain bulutangkis tangguh di dunia.
Rivalitas keduanya di gelaran Piala Thomas juga cukup ketat. Indonesia tercatat 13 kali meraih Piala Thomas, disusul China yang 9 kali memboyong piala ini.
Pada Piala Thomas 2018, Indonesia harus mengakui keunggulan China saat dikalahkan 2-3 pada babak semifinal yang berlangsung di Thailand, Jumat (25/5/2018).
Kilas balik, berikut beberapa kisah pertarungan Indonesia dan China pada perebutan Thomas Cup:
1. Thomas Cup 1982, kekalahan pertama Indonesia dari China
Piala Thomas 1982 digelar di London, Inggris.
Pada babak final, Indonesia kalah dari China dengan skor 4-5.
Pemain Thomas Cup Indonesia saat itu, Rudy Hartono mengatakan, kekalahan di nomor beregu terasa lebih menyakitkan daripada saat kelah di nomor perorangan.
"Bila bermain di nomor beregu, kekalahan kita akan memengaruhi hasil akhir pertandingan. Usaha teman kita bisa jadi sia-sia karena kekalahan kita," kata Rudy.
Saat itu, Rudy tercatat sebagai pemain nomor satu dunia dengan dibayangi oleh Svend Pri.
Pri menyebut dirinya tidak berharap Piala Thomas, tetapi ingin mengalahkan Rudy Hartono.
Ia membuktikan hal tersebut dengan menang rubber game atas Rudy, 15-12, 5-15, 17-15.
Pada hari pertama pertandingan final itu, tim Indonesia unggul 3-1 saat Rudy turun menghadapi pemain China, Luan Jin.