LONDON, Kompas.com - Petinju kelas berat asal Amerika Serikat, Eric Molina terkena larangan bertarung selama dua tahun setelah gagal dalam tes doping setelah kalah dari juara dunia asal Inggris, Anthony Joshua pada Desember 2016.
Molina dinyatakan positif mengonsumsi dexamethasone yang memang dilarang digunakan dalam pertandingan oleh badan anti doping dunia (WADA). Pemeriksaan dilakukan setelah pertarungan perebutan gelar juara dunia versi IBF yang berlangsung di Manchester Arena.
Molina yang saat itu dihentikan Joshua pada ronde ketiga, tidak membantah penggunaan obat terlarang tersebut. Ia hanya mempertanyakan lamanya hukuman yang harus dijalaninya.
Menurut Molina, ia mengonsumsi obat terlarang tersebut tidak secara sengaja. Dexametahsone memang terkandung dalam suplemen B12 yang biasa dikonsumsinya dengan nama Tribedoce DX. Molina mengakui memang menerima suntikan suplemen B12 tersebut. Ia juga mengakui memang tidak berkonsultasi dengan ahli sebelum mengonsumsinya.
Molina yang telah berusia 36 tahun, Molina dijatuhi hukuman larangan bertarung selama dua tahun oleh badan doping Inggris yang berlaku hingga 27 Oktober 2019.
Akibat hukuman ini, Molina batal menghadapi petinju Polandia, Mariusz Wach di Warsawa yang direncanakan berlangsung Jumat (25/05/2018).
Molina memiliki rekor bertarung 26-5. Tiga kekalahannya dialaminya tiga tahun terakhir, termasuk kalah KO saat menantang juara dunia tinju kelas berat asal AS, Deontay Wilder pada 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.