Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panitia Lombok Marathon Bantah Terima Rp3 Milyar

Kompas.com - 30/01/2018, 08:55 WIB
Fitri Rachmawati

Penulis

Mataram, KOMPAS.Com- Atas insiden medali Lombok Marathon, Minggu kemarin, Ketua Panitia Andi Hadianto bersama anggota panitia Lombok Marathon meminta maaf pada seluruh peserta yang mengikuti event tahunan di Lombok itu.

“Saya atas nama Ketua Koni NTB, saya meminta maaf pada seluruh peserta Lombok Marathon atas insiden kemarin, insiden yang terjadi karena keterlambatan medali tiba di lokasi Marathon” Kata Andi dalam jumpa pers di Mataram, Senin (29/1).

Dalam jumpa pers itu Andi didampingi, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal, Kepala Dinas komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) NTB, dan sejumlah anggota Koni lainnya.

Sebagai Ketua Panitia Andi, Mengungkapkan bahwa masalahnya ada pada Event Organizer (EO) Dunia Lari, yang menjanjikan medali tiba di Lombok Minggu pagi dari Singapura. “Memang benar medali itu tiba pukul 9 pagi, karena terlambat jadi medali tidak diberikan langsung pada pelari sampai di finish, mereka menerima tanda atau check point untuk ditukarkan dengan medali” kata Andi.

Situasi tak terkendali ketika medali tiba dan diserbu oleh peserta, hingga akhirnya Ketua Panitia turun tangan mengalihkan peserta ke pangung utama, peserta yang berlarian masih berebut hingga pangung nyaris roboh. “Kami tentu mengantisipasi segala hal yang membahayakan keselamatan, panggung sudah mau rubuh karena ribuan orang mau naik” katanya.

Ditanya soal pemesanan medali dari Singapura, Andi menyebutkan itu hak dari Dunia Lari memesan di mana.

Disebutkannya juga bawa jumlah medali yang disiapkan hanya 2.000 medali, dengan asumsi akan diberikan pada 500 orang yang pertama tiba di garis finish, pada 4 kategori, masing masing 5 kilometer, 10 kilometer, half dan full marathon.

“Semua medali sudah kita berikan pada 1.900 peserta, masih tersisa 100 mendali, bagi peserta yabg belum menerima silahkan menghubungi panitia, dan tentu saja kami akan melihat catatan waktu mereka, sebagai bukti pengambilan medali” ungkapnya.

Ketua Panitia ini juga mengklarifikasi tudingan dirinya menerima uang pendaftaran hingga Rp. 3 milyar rupiah, “Bagaimana mau dapat 3 milyar, yang daftar saja hanya 1.300 orang sisanya 2.700 peserta digratiskan, mereka adalah pelajar, PNS, TNI dan Polri, itu pun saya memberikan undangan resmi pada mereka, jadi tidak benar berbayar semua” akunya.

Andi juga mengakui telah menjalani pemeriksaan bersama sejumkah anggota panitia di Direktorat Kriminal Umum (Direskrimum) Polda NTB, termasuk EO Dunia Lari.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal yang disebut sebut kecewa atas penyelenggaraan Lombon Maraton tahun 2018, mengakui bahwa dirinya tidak bisa berbuat apa apa saat situasi memanas seperti pada hari Minggu lalu, mengingat dirinya hanya mengurus hal hal teknis seperti mengurus panggung dan kesenian yang akan menghibur peserta. “Terus terang saja saya kesulitan kemarin akan melakukan apa saat situasi peserta didera emosi, bukan saya tidak berbuat” katanya.

Faozal juga mengelak jika dirinya diposisikan seolah  berhadap hadapan atau silang pendapat dengan Ketua Panitia (Andi Hadianto) dalam pelaksanaan event Lombok Marathon untuk kedua kalinya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung 'Disidang' Ultras di Olimpico

Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung "Disidang" Ultras di Olimpico

Liga Lain
Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Liga Indonesia
5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

Timnas Indonesia
Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Timnas Indonesia
STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

STY Sorot Aksi Ernando Ari, Indonesia Sukses Bikin Australia Frustrasi

Timnas Indonesia
Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

Alasan Emi Martinez Tidak Diusir Setelah Kena Kartu Kuning 2 Kali

Liga Lain
Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

Berkat Atalanta, Liga Italia Resmi Punya 5 Wakil di Liga Champions 2024-2025

Liga Champions
12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

12 Pemain Basket USA di Olimpiade Paris 2024, LeBron James dan Durant Kembali

Internasional
Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

Reaksi dan Target Pelatih Persib Setelah Pastikan Tiket Championship

Liga Indonesia
Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

Klopp: Liverpool Kalah dari Atalanta karena Perbedaan Kecepatan

Liga Lain
Head to head dan Top Skor Duel Persib Bandung Vs Persebaya

Head to head dan Top Skor Duel Persib Bandung Vs Persebaya

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Cetak Sejarah Pertama Kali di Piala Asia U23

Timnas U23 Indonesia Cetak Sejarah Pertama Kali di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Hasil Liga Eropa: Liverpool Tersingkir, AS Roma Taklukkan AC Milan

Hasil Liga Eropa: Liverpool Tersingkir, AS Roma Taklukkan AC Milan

Internasional
Hasil AS Roma Vs AC Milan 2-1: 10 Pemain Antar Roma ke Semifinal

Hasil AS Roma Vs AC Milan 2-1: 10 Pemain Antar Roma ke Semifinal

Liga Lain
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com