KOMPAS.com - Target Praveen Jordan/Debby Susanto terbilang meleset pada tahun 2017. Sejak meraih gelar All England 2016, Praveen/Debby digadang-gadang mampu menjadi pendamping Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Namun, semenjak kemenangan tersebut prestasi Praveen/Debby tak pernah stabil. Praveen/Debby sempat menciptakan all-Indonesian final dengan Owi/Butet pada final Hongkong Terbuka Superseries 2016 tetapi setelah itu final sesama Indonesia tak lagi terjadi pada tahun 2017.
(Baca Juga: Musim Baru, Praveen Jordan dan Debby Susanto Dapat Pasangan Baru)
"Awal tahun ini, saya berharap bisa sering melihat final ganda campuran sesama Indonesia dalam turnamen internasional, tetapi tidak terjadi," ujar Richard seperti dikutip BolaSport.com dari Harian Kompas (6/12/2017).
Indonesia sempat memiliki duo ganda campuran yang sangat moncer pada masa Nova Widianto/Liliyana Natsir dan Flandy Limpele/Vita Marissa pada tahun 2004-2008.
Ketika Liliyana berpasangan dengan Tontowi, keduanya hampir selalu berjuang sendirian dalam setiap turnamen. Pertandingan Praveen/Debby versus Liliyana/Tontowi pada partai final tak pernah terjadi tahun ini.
Pada tahun 2017, Korea Terbuka menjadi gelar comeback Praveen/Debby setelah hiatus selama 1,5 tahun. BWF Superseries Finals 2017 akan menjadi turnamen terakhir Praveen/Debby sebelum keduanya bercerai pada tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.