MANILA, Kompas.com - Seorang petinju Filipina yang ditengarai terlibat dalam pemalsuan data kesehatan otak tewas usai menjalani sesi latihan.
Petinju Jeffrey Claro mengalami koma dan kemudian meninggal dunia setelah dipukul jatuh pada ronde kedua, Jumat (20/10/2017). Hal ini diungkap oleh Dioscoro Bautista, ketua divisi tinju dewan olahraga dan hiburan Filipina.
Dewan memang tengah meneliti kasus ini. Sebelumnya, sekitar 150 petinju Filipina -termasuk Claro- diskors karena diketahui memalsukan dokumen hasil pemindaian otak yang menunjukkan adanya cedera kepala yang serius.
Para petinju tersebut memanipulasi hasil pemindaian. Sebagian besar bahkan tidak menjalani tes tersebut.
Claro sendiri kemduian dinyatakan layak berta ding pada November mendatang. Izin ini diperolehnya setelah ia melakukan pemindaian ulang pada 7 September lalu.
Pihak dewan sendiri melalui ketuanya, Radentor Viernes mengaku telah memeriksa hasil pemindaian yang terbaru tersebut, mengakui keaslian dokumen dan menyebut tidak ada tanda-tanda cedera pada Claro.
Namun pemindaian yang dilakukan setelah Claro mengalami koma menunjukkan adanya cedera baru pada otaknya. Kemungkinan cedera ini dialaminya saat melakukan latih tanding atau pada cedera lama yang terjadi setelah pemindaian pada 7 September lalu.
Saat melakukan latih tanding, Claro diketahui menggunakan pelindung kepala.
Pada 2012 lalu, petinju kelas ringan Filipina, Karlo Maquinto tewas pada suia 21 setelah dipukul jatuh dua kali dalam sebuah pertarungan tinju pro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.